Bojonegoro (Antara Jatim)  - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bojonegoro, Jawa Timur, membangun rumah semedi di objek wisata api abadi Kahyangan Api di Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem, sebagai usaha menambah daya tarik objek wisata itu.

"Pembangunan rumah semedi dalam tahap pengerjaan dengan alokasi anggaran Rp150 juta dari APBD 2015," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Agropolitan Disbudpar Bojonegoro Dyah Enggarrini, di Bojonegoro, Rabu.

Namun, menurut dia, alokasi anggaran Rp150 juta itu, tidak hanya digunakan untuk membangun rumah semedi dengan ukuran 6X9 meter saja, tapi juga dimanfaatkan untuk membangun jalan dan bangunan lainnya.

"Pembangunan rumah semedi ini untuk memberikan fasilitas bagi pengunjung terutama yang datang malam hari," jelasnya.

Ia menargetkan pekerjaan pembangunan rumah semedi, bisa diselesaikan tahun ini, sebab bahan bangunan berupa kayu jati sudah tersedia dan memanfaatkan bekas bangunan pesanggrahan di objek wisata "Water Park" Dander.

"Kami harapkan adanya rumah semedi bisa semakin meningkatkan jumlah pengunjung. Selama ini pengunjung Kahyangan Api tidak hanya datang siang hari, tapi banyak juga yang datang pada malam hari," ucapnya.

Ia mengemukakan jumlah pengunjung objek wisata Kahyangan Api, mencapai lebih dari 700 wisatawan domestik (wisdom), setiap akhir pekan. "Pengunjungnya tidak hanya lokal, tapi juga dari berbagai daerah di Jawa Timur dan Jawa Tengah," urainya.

Kepala Bidang Pengembangan dan Pelestarian Disbudpar Bojonegoro Suyanto menambahkan pengembangan objek wisata Kahyangan Api, diarahkan untuk menjadi obyek wisata malam dan "mistis".

Oleh karena itu, katanya, Kahyangan Api yang pernah dimanfaatkan untuk pengambilan api PON 2000 itu, dibagi menjadi dua, yaitu kawasan inti yang dimanfaatkan sebagai ritual, dan kawasan pendukung yang dilengkapi dengan pasar seni.

Ia mengatakan pemkab setempat akan selalu melaksanakan pengambilan api di Kahyangan Api, untuk menandai HUT kabupaten juga acara "Grebeg Jonegaran", dengan prosesi arak-arakan.

"Acara ritual itu juga sebagai satu usaha untuk menarik wisdom dan wisatawan asing," ujarnya.

Tim Peneliti Universitas Pembangunan Nasional (UPV) "Veteran" Yogyakarta, Dr Jatmika Setiawan, menjelaskan objek wisata Kahyangan Api, masuk dalam potensi wisata alam "geoheritage petroleum".(*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016