Malang (Antara Jatim) - Wali Kota Malang Moch Anton memamerkan sejumlah prestasi yang telah diraih selama tiga tahun terakhir ini, baik prestasi nasional maupun internasional di gedung Lembaga Administrasi Negara (LAN) Jakarta, Selasa.

Pamer prestasi tersebut dilakukan Moch Anton di hadapan peserta Seminar Nasional "Memperkuat Otonomi Daerah: Membangun Indonesia dari Daerah" yang diselenggarakan LAN di Aula Gedung LAN, Jakarta.

Salah satu program yang menjadi unggulan dan dipaparkan di hadapan peserta seminar adalah bedah rumah yang tidak menggunakan anggaran dari APBD Kota Malang, melainkan dari dana Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan.

"Untuk identifikasi rumah warga yang rusak dan perlu dibedah ini kami lakukan dengan program sambung rasa atau 'blusukan'. Ketika blusukan ini hampir seluruh jajaran SKPD di lingkungan Pemkot Malang ikut. Dari situlah kami mengetahui keluhan warga, termasuk rumah rusak yang butuh direnovasi melalui kegiatan bedah rumah," katanya.

Ia mengemukakan sudah ratusan rumahyang dibedah, karena setiap dua pekan sekali ada 4-6 rumah warga yang dibedah dengan dana CSR dan ada beberapa yang ditangani oleh PDAM Kota Malang.

Tak hanya itu, Anton juga memaparkan terkait jargon Peduli Wong Cilik yang melandasi visi dan misi Pemerintah Kota Malang yang dibuktikan dengan peduli kepada para gelandangan dan pengemis yang terdaftar sebagai warga Kota Malang.

Khusus untuk para gelandangan dan pengemis itu, Pemkot Malang menggandeng Kementerian Sosial (Kemensos) guna menelurkan program "Desaku Menanti" dimana beberapa rumah layak huni sudah dibangun agar para mereka tidak lagi berkeliaran di jalanan. "Pemkot juga memberikan pemberdayaan ekonomi agar mereka tidak lagi meminta-minta tapi menjadi enterpreuner handal,” kata Anton.

Anton yang juga didaulat menjadi pemateri pada seminar tersebut memaparkan setelah dilantik pada 2014, satu hal yang langsung dilakukannya adalah melakukan perombakan sistem birokrasi di kota itu. Upaya tersebut didasari atas pengalamannya menjadi ketua Rukun Warga (RW), yang melihat langsung bagaimana proses administrasi dan pelayanan di kelurahan yang kurang baik selama beberapa tahun sebelum masa pemerintahannya.

"Kami merasakan sendiri bagaimana sistem birokrasi yang kurang baik, karena itu pertama kali saat saya dilantik sistem itu yang saya ubah untuk diperbaiki," ucapnya.

Selain itu, lanjutnya, melihat potensi Kota Malang yang luar biasa, karena memiliki 50 perguruan tinggi, ia berinisiatif merangkul para akademisi handal agar ide dan konsep mereka terkait pembangunan Kota Malang bisa dimaksimalkan dengan baik. "Selama ini orang-orang pintar dari berbagai perguruan tinggi ini malah keluar kota. Ini sangat disayangkan, karena itu saya mencoba merangkul mereka untuk membantu pembangunan di Kota Malang," paparnya.

Perombakan layanan publik juga telah terealisasi, sebab saat ini Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) yang dilakukan di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BP2T), pengurusan izin bisa dilakukan secara cepat dan efisien. "Walaupun kami memiliki PTSP, tapi tetap memanfaatkan 57 kelurahan untuk memberikan layanan, ini tak lain karena semangat kita melayani rakyat," uraninya.

Dalam hal perpajakan, katanya, penggunakan e-Tax yang digagas Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kota Malang, telah berhasil menutup segala kebocoran pajak dan mampu menaikkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari Rp160 miliar pada awal tahun 2014 hingga mencapai Rp500 miliar sampai awal tahun 2016 ini.

Di akhir paparannya, orang nomor satu di lingkungan Pemkot Malang itu menunjukkan jika zona air minum yang digagas bersama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) menjadi yang terbaik di Indonesia. Dan, lebih membanggakan lagi khusus air minum ini, dunia internasional juga memberikan apresiasinya.

"Kami akan ke Abu Dhabi untuk menerima penghargaan Internasional Global Award dalam bidang air minum dan hal itu merupakan prestasi yang membanggakan," ucapnya.(*)

Pewarta: Endang Sukarelawati

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016