Surabaya (Antara Jatim) - Menteri Kesehatan (Menkes) Prof Dr dr Nila Farid Moeloek SpM(K) meminta seluruh Rumah Sakit (RS) siap menghadapi persaingan di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang mulai berlaku tahun ini.

Dalam Seminar Perumasakitan dan Hospital Expo 2016 Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia Daerah Jawa Timur, di Surabaya, Selasa, ia mengatakan dengan hadirnya MEA maka tidak menutup kemungkinan masyarakat Indonesia akan tertinggal jika tidak menyiapkan dengan baik.

"Dengan adanya MEA, maka tidak menutup kemungkinan masyarakat Indonesia, khususnya yang bergerak di bidang layanan kesehatan akan tertinggal jika tidak menyiapkan diri dengan baik, namun sebaliknya bagi yang siap akan memperoleh keuntungan," katanya.

Ia mengatakan MEA dilakukan untuk mengubah ASEAN menjadi daerah perdagangan yang bebas barang, investasi, jasa, aliran modal, sehingga tenaga kerja terampil, seperti dokter maupun tenaga medis lainnya harus siap.

"Ada beberapa hal penting di bidang kesehatan yang harus diperhatikan untuk menyambut MEA,  diantaranya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan, kopetensi rumah sakit hingga perbaikan fasilitas," jelasnya.

Menurut dia, yang perlu diperhatikan adalah pembenahan seluruh fasilitas pelayanan kesehatan, baik dari segi SDM, peralatan, sarana dan prasarana, serta pentingnya penegakan hukum dalam bentuk peningkatan pengawasan tenaga kesehatan warga negara asing.

"Jika semua pihak berkomitmen dalam menghadapi MEA, maka saya yakin bidang layanan kesehatan mampu meningkatkan devisa negara melalui konsep Medical Tourism untuk menarik konsumen asing berobat ke Indonesia," tuturnya.

Ia meyakini Indonesia bisa bersaing dengan RS asing,  bahkan bisa menjadi salah satu tujuan wisata kesehatan di kawasan ASEAN.  Sedangkan  tenaga ahli kesehatan asing yang akan masuk ke Indonesia tetap diawasi secara berkala oleh berbagai pihak.

"Para tenaga asing di Indonesia harus memenuhi beberapa ketentuan sehingga tidak sampai menyalahgunakan izin praktik. MEA  juga membuka peluang RS asing untuk berinvestasi di Indonesia, begitu juga sebaliknya," katanya.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Jatim, dr Harsono menuturkan secara bertahap RS di Jatim terus berbenah dalam menghadapi MEA, dari 370 RS pemerintah dan swasta sekitar 14 persen diantaranya telah terakreditasi.

"Bukan berarti yang lain belum terakreditasi tetapi akan dilakukan secara bertahap. Nantinya seluruh rumah sakit akan terakreditasi sehingga memenuhi salah satu syarat untuk menghadapi MEA," katanya. (*)

Pewarta: Laily Widya Arisandhi

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016