Mojokerto, (Antara Jatim) - Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf mengkampanyekan “TANGKIS” guna mencegah kekerasan seksual yang saat ini kerap terjadi pada anak di bawah umur. 

"Saya harap orang tua bisa berperan aktif melindungi anak-anaknya dari tindakan-tindakan kekerasan seksual yang dapat merusak masa depannya. Kita tidak bisa menyerahkan tanggung jawab keselamatan anak pada orang lain, jika tidak mencegahnya sejak dini salah satunya melalui penerapan “TANGKIS”," kata Saifullah Yusuf yang juga sebagai Ketua Kwarda Jatim saat pembukaan Parents Gathering East Java Scout Challenge (EJSC) 2016, di Mojokerto, Senin.

Ia mengemukakan, kepanjangan huruf T pada istilah "TANGKIS" adalah tubuhmu adalah milikmu, huruf A kepanjangan dari ada rahasia di balik baju, huruf N kepanjangan dari nggak boleh ya nggak boleh, huruf G kepanjangan dari gelagat bahaya waspada.

"Sedangkan untuk huruf K adalah kepanjangan dari kalau dipaksa lawan, huruf I kepanjangan ingat nggak semua rahasi baik, dan huruf S kepanjangan dari selalu cerita ke orang tua," katanya.

Ia mengatakan, semua penjelasan tersebut sangat baik dan perlu ditanamkan kepada anak-anak utamanya yang di bawah umur.

"Selain itu, perlindungan kepada anak-anak juga bisa dilakukan dengan mengikutsertakan anak pada kegiatan pramuka misalnya melalui event EJSC. Sebab Pramuka merupakan pendidikan informal yang programnya mengedepankan pembentukan karakter," katanya.

Ia mengatakan, program-program yang dijalankan Pramuka bertujuan membentuk generasi muda sebagai calon pemimpin bangsa menjadi generasi yang cerdas, berakhlak, jujur dan terbuka, tangguh dan terampil, serta peduli terhadap sesama. 

"Cerdas saja tidak cukup, karena ada orang pandai yang melanggar peraturan. Akhlak baik saja juga tidak cukup, karena akan mudah ditipu orang. yang Jadi seorang anak harus menjadi anak yang cerdas, berakhlak, jujur, terbuka, tangguh, terampil, serta peduli pada sesama," katanya.

Ia menyayangkan, jika masih ada yang beranggapan kalau pramuka itu kuno, ndeso atau ketinggalan zaman seperti halnya yang pernah disampaikan oleh bapak presiden RI yang pertama, Bung Karno. 

"Beliau pernah menyerukan kepada pemuda dan anak-anak Indonesia, bahwa semua harus bangga menjadi pramuka Indonesia. Sekarang belum tentu semua bangga, karena pramuka dianggap ketinggalan, ndeso, kuno. Padahal sesungguhnya pramuka mengajarkan sesuatu yang sangat luar biasa untuk mencintai sesama," katanya.(*)

Pewarta: Indra Setiawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016