Bojonegoro (Antara Jatim)  - Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Jawa Timur, mengeluarkan air Waduk Pacal di Kecamatan Temayang, sekitar 3 meter kubik per detik, sejak sepekan terakhir.
     
"Air Waduk Pacal dikeluarkan sekitar 3 meter kubik per detik, untuk menjaga ketinggian air tidak maksimal," kata Pengawas Waduk Pacal UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Munadji, di Bojonegoro, Sabtu.
     
Ia menjelaskan air Waduk Pacal dikeluarkan, karena ketinggian air pada papan duga di waduk setempat sempat mencapai 114,50 meter dengan debit mencapai lebih dari 20 juta meter kubik lebih.      
     
Padahal, menurut dia, ketinggian air Waduk Pacal, harus dipertahankan 113,50 meter, sebagai usaha menjaga agar ketinggian air tidak merusak bangunan pelimpas yang pernah jebol, tapi perbaikannya belum permanen.
     
"Saat ini ketinggian air Waduk Pacal mencapai 114,3 meter, sehingga pengeluaran air masih terus berlangsung dalam beberapa hari ke depan," jelas dia.
     
Kasi Pengelolaan Pemanfaatan Sumber Air Dinas Pengairan Bojonegoro Dodi Sigit Wijaya, menjelaskan air yang dikeluarkan melalui pintu pengeluaran yang kemudian masuk ke saluran utama dimanfaatkan petani di sepanjang daerah irigasinya.
     
Para petani di sepanjang daerah irigasi waduk, menurut dia, setelah panen, kembali menanam tanaman padi musim tanam (MT) I, antara lain, di sejumlah desa di Kecamatan Sukosewu, Sumberrejo dan Kanor.
     
"Para petani di sejumlah kecamatan sekarang ini mulai membuat pembenihan tanaman padi, sehingga membutuhan air," tandasnya.
     
Ia optimistis perolehan air di Waduk Pacal yang bisa maksimal, akan mampu mencukupi kebutuhan air irigasi pertanian MT I dan II. Apalagi, sekarang ini masih turun hujan, sehingga petani tidak kesulitan memperoleh air.
     
Kepala Dinas Pengairan Bojonegoro Edi Sutanto, sebelumnya, menjelaskan Balai Besar Bengawan Solo di Solo, Jawa Tengah, berencana memperbaiki jaringan irigasi Waduk Pacal yang kondisinya sudah rusak, dengan alokasi anggaran sebesar Rp285 miliar dari APBN.  
     
"Pengerjaan perbaikan jaringan irigasi Waduk Pacal, untuk mengembalikan fungsi jaringan irigasi agar berfungsi normal kembali," katanya.  
     
Sesuai data, jaringan irigasi Waduk Pacal, yang akan diperbaiki panjangnya mencapai 56 kilometer di sejumlah desa, antara lain di Kecamatan Kapas, Balen, Sumberrejo dan kecamatan lainnya.
     
"Saat ini masih dalam proses lelang," ucapnya.
     
Data di kantor Dinas Pengairan, Waduk Pacal memiliki daerah irigasi pertanian seluas 16.688 hektare di sejumlah desa di Kecamatan Sukosewu, Balen, Kapas, Sumberrejo, Kepohbaru, dan Baureno.
     
Pada awal dibangun Belanda pada 1933, Waduk Pacal mampu menampung air mencapai 42 juta meter kubik, namun sekarang daya tampungnya menurun drastis, disebabkan sedimen yang masuk waduk mencapai 15 ribu meter kubik per tahun, juga pengaruh rusaknya bangunan pelimpas. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016