Surabaya (Antara Jatim) - Petani Desa Kalianyar, Kecamatan Ngronggot, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur meminta Anggota Komisi II DPR RI Dr H Sarehwiyono M SH MH untuk mengatasi harga gabah/padi yang sangat murah pada setiap masa panen.

"Setiap masa panen, khususnya saat panen padi, petani sangat dirugikan, karena harga jual sangat murah, bahkan hasil panen tidak bisa menutupi operasional penggarapan sawah. Itu keluhan mereka saat saya reses ke sana," kata Sarehwiyono di Surabaya, Jumat.

Dalam pertemuan itu, para petani mengharapkan pemerintah memberikan perlindungan harga hasil pertanian berupa gabah/padi di tingkat petani. Petani juga berharap hasil panen gabah/padi yang melimpah dibeli oleh Bulog.

"Saat musim panen tiba, harga gabah di pasaran tergantung pada tengkulak atau pedagang besar, sehingga petani sering rugi, karena itu petani berharap dan perlindungan harga dan kalau bisa hasil panen gabah/padi yang melimpah dibeli oleh Bulog, jadi Bulog membeli hasil panen," katanya.

Selain itu, Kelompok Petani Desa Kalianyar berharap adanya perbaikan infrastruktur jalan penghubung antardesa di Desa Kalianyar yang sangat rusak dan kondisinya sangat memprihatinkan, padahal perannya sangat vital.

"Saat musim hujan, kondisi jalan antardesa sulit untuk dilewati sebab banyak genangan air dan belum teraspal, padahal akses jalan ini sangat penting bagi masyarakat untuk kelancaran transportasi dan juga sebagai jalan penghubung dalam memasarkan hasil pertanian," katanya.

Dalam masa reses tahun sidang III/2015-2016 itu, anggota Dapil VIII Jatim itu melaksanakan kunjungan dan dialog publik pada 15 lokasi di Kabupaten Madiun, Jombang dan Nganjuk pada  25 Maret hingga 2 April 2016.

"Tidak hanya dialog, saya juga memberikan bantuan pada anak yatim piatu di Nganjuk, bantuan rehabilitasi Mushalla Dusun Mundu di Madiun, dan bertemu tokoh masyarakat Jombang di Mojowarno," katanya.

Dalam kunjungan ke Desa Bajulan, Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk, ia menemukan potensi Wisata Roro Kuning yang belum tergarap secara maksimal, padahal keindahan alamnya tidak kalah dengan wisata-wisata berskala nasional yang lain.

"Misalnya, akses jalan utama masuk ke Wisata Roro Kuning yang membentang dari Loceret sampai Bajulan sangat membutuhkan perhatian berupa pelebaran dan pemasangan lampu PJU (Penerangan Jalan Umum), sebab kondisi jalan menuju lokasi wisata sangat gelap bila malam tiba," katanya.

Di Desa Sumbersono, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Nganjuk, masyarakat berharap ada pengerukan tiga waduk yakni Waduk Sumbersono seluas 279 hektare, Waduk Tirto Lohgawe seluas 300 ha, dan Waduk Sumberkepuh seluas 500 ha, karena tiga waduk itu sangat berperan penting sebagai sumber air bagi petani saat kemarau.

Lain halnya di Desa Lumpungkuwik, Kecamatan Jatikalen, Kabupaten Nganjuk. Akses jalan menuju Desa Pule Gunung, kondisinya sangat memprihatinkan dan rusak parah sepanjang 10 KM, padahal jalan ini merupakan satu-satunya jalan menuju Desa Pule Gunung, sehingga warga sangat terisolasi. (*)

Pewarta: Edy M Yakub

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016