Surabaya, (Antara Jatim) - PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III Persero, selaku BUMN Kepelabuhanan siap membantu target pemerintah yakni 20 juta kunjungan wisatawan asing ke Indonesia dengan mengembangkan pelabuhan yang dikelolanya.

"Sejumlah pelabuhan yang kami kelola sudah siap. Seperti Tanjung Perak yang secara rutin disandari kapal pesiar internasional. Bahkan, sandarnya kapal pesiar itu dijadikan daya tarik untuk event baru yakni "Surabaya North Quay" yang digelar Pelindo III di Terminal Gapura Surya Nusantara," ucap Direktur Utama Pelindo III Djarwo Surjanto, di Surabaya, Kamis.

Selain itu, kata Djarwo, Pelindo III juga terus mengembangkan akses dan fasilitas pelabuhan, agar semakin optimal sebagai akses masuk wisatawan mancanegara yang datang naik kapal pesiar.

Djarwo menyebutkan, dari sepuluh destinasi wisata prioritas yang ditetapkan pemerintah, empat di antaranya masuk melalui pelabuhan yang dikelola Pelindo III, seperti Pelabuhan Tanjung Emas Semarang untuk akses ke Candi Borobudur, Tanjung Perak Surabaya dan Tanjung Tembaga Probolinggo untuk kawasan Bromo-Tengger-Semeru, serta Pelabuhan Lembar untuk destinasi Mandalika.

"Ke depan akan kami juga akan modernisasi Pelabuhan Gilimas di Labuan Bajo dengan membangun Komodo Marina Labuhan Bajo untuk memfasilitasi pariwisata maritim yang sering ke Pulau Komodo," katanya.

Djarwo berharap, dengan turut membangun infrastruktur maritim dapat mendukung pemerintah mencapai target kunjungan 20 juta turis mancanegara, serta bisa meningkatkan taraf perekonomian masyarakat dan devisa negara melalui industri pariwisata.

Sebelumnya, Menteri Pariwisata Arief Yahya saat kunjungannya ke Surabaya mengatakan daya tarik wisata bisa jadi modal awal untuk kerja sama antarnegara yang bernilai ekonomi, dan dapat membuka kesempatan yang lebih luas dengan berbagai pihak. 

"Kita punya potensi devisa yang besar dari sektor pariwisata, karena di Indonesia ada banyak sekali pilihan wisata alam dan budaya. Namun kenapa pendapatan devisa yang didapat jauh lebih sedikit dari Malaysia," ucap Arief saat diskusi bertema "Pariwisata Pilar Utama Bangkitkan Ekonomi Daerah" di Surabaya.

Ia menjelaskan, pemerintah telah memberikan kemudahan regulasi untuk menarik wisatawan mancanegara yang mau berwisata ke Tanah Air, salah satunya menambah negara yang diberlakukan bebas visa kunjungan. 

"Saat ini Indonesia masih tertinggal dalam kebijakan pemberlakuan bebas visa kunjungan jika dibandingkan negara-negara tentangga di Asia Tenggara. Karena nilai ekonomi bisnis pariwisata itu bukan pada visa, tapi pada manfaat ekonomi yang didapat dengan lama tinggal wisatawan di suatu lokasi," katanya.

Ia mengatakan, saat ini komposisi wisatawan di Indonesia masih didominasi wisatawan Nusantara, dan hanya sekitar seperlimabelasnya wisatawan mancanegara.

"Oleh karenanya, pemerintah terus membenahi pengelolaan pariwisata Indonesia, terutama dari sisi branding yang mengusung slogan ‘Wonderful Indonesia’. Dan berbagai strategi branding telah dilakukan untuk memasarkan destinasi wisata Nusantara dan sudah mulai terlihat hasilnya dengan memenangi berbagai penghargaan internasional di bidang turisme," ucapnya.(*)

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016