Kediri (Antara Jatim) - Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar memaparkan strategi menghadapi era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang sudah mulai berlangsung awal 2016, di antaranya dengan memperkuat usaha mikro kecil menengah (UMKM).
     
"Untuk meningkatkan daya saing UMKM, Pemkot Kediri telah membangun koordinasi internal maupun eksternal untuk memperkuat UMKM. Kelurahan, kecamatan, SKPD, perbankan, industri semua kami ajak untuk meningkatkan daya saing UMKM kami," kata Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar di Kediri, Jawa Timur, Jumat.
     
Wali Kota mengaku, ia mendapatkan undangan untuk menjadi salah satu narasumber dalam seminar nasional di Lembaga Administrasi Negara, Kamis (7/4). Dalam acara yang digelar di Aula LAN jalan veteran 10 Jakarta, Mas Abu (sapaan akrab Wali Kota) merupakan wakil dari Kepala Daerah tingkat II. Narasumber yang lain Gubernur Jatim Soekarwo, Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Adi Suryanto, dan Komisioner Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Chandra Setiawan.
     
Mas Abu juga menjelaskan terkait dengan program pemberdayaan masyarakat (Prodamas) yang diberikan di setiap RT. Masyarakat Kota Kediri mendapat dana melalui prodamas sebesar Rp50 juta per RT per tahun.
     
Dana itu, kata dia, bisa digunakan untuk beragam program termasuk pengadaan sarana dan prasarana ekonomi. Selain itu, pada tingkat RW juga telah didirikan koperasi RW untuk membantu kesejahteraan masyarakat.
     
Menurut dia, dengan sarana dan prasarana ekonomi dari prodamas, masyarakat dapat melakukan aktivitas ekonomi, Untuk meningkatkan kemampuan teknis dan manajemen usaha. Selain itu, SKPD terkait juga telah menyediakan sejumlah pelatihan untuk individu maupun kelompok. 
     
Pemkot Kediri, lanjut dia, melalui Dinas Koperasi dan UMKM Kota Kediri juga telah memberi fasilitas permodalan dengan bunga 4 persen per tahun. Dengan dana penyertaan awal sebesar Rp9 miliar, perputaran dana bergulir ini sejak tahun 2007 hingga akhir 2015 berkembang mencapai Rp27 miliar.
     
Selain aspek teknis produksi, Wali Kota juga mengatakan manajemen dan permodalan UMKM, pemerintah juga menyediakan sarana untuk mempromosikan produknya melalui pameran produk unggulan. Di pameran itu, barang para pemilik UMKM dipajang, sehingga bisa menggaet pembeli termasuk pembeli dari luar kota. 
     
Wali Kota juga menambahkan, untuk meningkatkan penguasaan teknologi dalam memasarkan secara online, Dishubkominfo Kota Kediri juga merintis kerjasama dengan situs dagang "online" di antaranya bukalapak.com. 
     
"Kami undang orang-orang dari bukalapak.com untuk melatih para pelaku UMKM, agar mereka fasih berjualan secara online juga," ujarnya.
     
Sementara itu, untuk memperkuat produk UMKM, Disperindagtamben Kota Kediri juga memfasilitasi pendaftaran merek dan sertifikasi halal. Disperindagtamben juga melakukan revitalisasi pasar, kerjasama dengan desainer nasional dan mengeluarkan surat edaran pemakaian tenun ikat Kota Kediri sebagai pakaian kerja.
     
"Dalam sektor perizinan, BPM juga mempermudah perizinan untuk pelaku UMKM dalam mendirikan usahanya. Tidak hanya itu BPM juga menggelar pertemuan bisnis antara pengusaha kecil dan pengusaha besar, serta melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi untuk pemetaan ekonomi yang berpotensi," terangnya.
     
Mas Abu mengaku Kota Kediri sangat optimistis menghadapi MEA. Terlebih lagi, pemkot memberikan pelatihan pendidikan bahasa inggris secara gratis ke masyarakat. Dengan itu, masyarakat bisa berdialog dengan turis asing, guna menawarkan produk maupun jasanya. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016