Tulungagung (Antara Jatim) - Sejumlah nelayan di pesisir Teluk Sine, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur mengeluhkan tidak adanya fasilitasi pendaratan kapal sehingga menyulitkan aktivitas bongkar-muat hasil tangkapan ikan di tepi pantai.
    
"Di Tulungagung yang ada fasilitas pelabuhan hanya di Teluk Popoh. Sementara di kawasan pesisir lain tidak ada, termasuk di Pantai Sine ini," kata Sekretaris Kelompok Nelayan Samudera Agung Nusantara,.Untung,  di Pantai Sine, Tulungagung, Jumat.
    
 Tiadanya fasilitas pendaratan kapal tersebut diakui Untung menyulitkan para nelayan setempat maupun pendatang untuk menurunkan ikan hasil tangkapa,
    
Pasalnya, kata dia, kapal-kapal nelayan yang mayoritas jenis kapal pancing dengan kapasitas maksimal lima orang itu tidak bisa mendekat ke tepi pantai.
    
"Kapal harus lego jangkar di tengah yang berjarak sekitar 200-300 meter dari bibir pantai. Bongkar-muat terpaksa dilakukan dengan bantuan kapal kecil atau sekoci karena kedalaman air yang dangkal," ujar Sinta, pria nelayan andon asal Makasar.
    
Padahal, kata dia, Teluk Sine menjadi favorit nelayan untuk bongkar-muat maupun menjual ikan hasil tangkapan mereka.
    
Selain posisi teluknya dinilai aman, mayoritas nelayan andon mengaku tidak khawatir aktivitas bongkar-muat ikan hasil tangkapan akan diminta oleh masyarakat.
    
Menurut Sinta, hal serupa tidak terjadi di beberapa pelabuhan lain seperti Pelabuhan Popoh, Prigi di Trenggalek, Tamperan di Pacitan maupun di Pantai Sendang Biru di Malang.
    
"Pedagang atau pengepul di (Pantai) Sine juga lebih jujur dalam melakukan timbangan dengan harga lebih kompetitif dibanding daerah-daerah lain," tuturnya.
    
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tulungagung Suprapto mengakui potensi perikanan di Pantai Sine cukup tinggi, bahkan bersaing dengan produksi perikanan di kawasan Pelabuhan Popoh.
    
Namun untuk membangun kolam labuh baru atau semacam areal pendaratan kapal, Suprapto mengaku pemerintah daerah saat ini tidak bisa berbuat banyak karena kewenangan pengelolaan kawasan pantai dan pelabuhan saat ini ada di tangan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jatim.
    
"Dulu sebenarnya DED (detail engineering design) telah dibuat dan harusnya pada 2015 pelabuhan rintisan baru sudah dibuat di (Pantai) Sine. Tapi sejak ada peraturan perundangan baru yang mendelegasikan pengelolaan pelabuhan di tangan pemprov, DED itu tidak bisa kami lanjutkan," ujarnya.
    
Namun, Suprapto menyatakan bahwa pemerintah daerah di Kabupaten Tulungagung membuka ruang apabila ada pihak swasta yang berminat berinvestasi membangun pelabuhan di Pantai Sine.
    
"Kami terbuka untuk berkomunikasi dengan siapapun guna mendorong percepatan pembangunan pelabuhan di Pantai Sine," ujarnya.
    
Dikonfirmasi terpisah melalui telepon, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jatim Heru Tjahjono menyatakan Pantai Sine menjadi salah satu fokus pengembangan pelabuhan rintisan di pesisir selatan Jawa Timur.
    
"Saya lupa berapa kawasan pesisir yang akan dibangun. Tapi (Pantai) Sine memang menjadi prioritas kami, dan dalam sepekan ke depan petugas kami akan ke sana (Sine) untuk melakukan evaluasi dan studi kelayakan," kata Heru.(*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016