Jember (Antara Jatim) - Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Jember Jawa Timur menargetkan adanya 1.000 sukarelawan PMI berbasis desa, terutama di 15 kecamatan yang rawan bencana alam.

"Tahun lalu sudah ada 90 relawan berbasis desa, tahun ini akan ada 150 relawan, sehingga ke depan kami targetkan sebanyak 1.000 relawan yang tersebar di 31 kecamatan di Kabupaten Jember," kata Ketua PMI Jember Ahmad Sudiono di sela-sela Musyawarah Kerja Cabang PMI di Kantor PMI Jember, Rabu.

Menurut dia, sukarelawan tersebut dilatih dan dibina untuk tanggap terhadap bencana alam yang terjadi sewaktu-waktu, sehingga saat terjadi bencana alam di desa setempat, mereka bisa menangani lebih dulu.

"Mereka sangat luar biasa membantu korban di lapangan dan memberikan informasi kepada PMI Jember terkait dengan kebutuhan apa saja yang diperlukan para korban," kata Ahmad yang juga Kepala Disperindag dan ESDM Jember itu.

Ia mengatakan keberadaan sukarelawan berbasis desa yang merupakan kepanjangan tangan PMI Jember tersebut dapat membantu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam menangani korban bencana alam di desa.

"Ke depan, kami terus melatih dan membina para relawan itu untuk menjadi relawan yang tangguh dan siaga terhadap bencana dan kondisi sosial yang membutuhkan bantuan para relawan itu," tuturnya.

Tidak hanya menangani masalah bencana, lanjut dia, relawan tersebut juga diminta siaga, apabila ada warga yang membutuhkan kantong darah pascakecelakaan atau melahirkan di desa setempat.

Sementara Wakil Bupati Jember A Muqit Arief berharap PMI Jember semakin meningkatkan kinerjanya terutama kualitas sumber daya manusia, meskipun terbatasnya operasional menjadi salah satu kendala di lapangan.

"Saya sangat mendukung dengan adanya relawan berbasis desa yang digagas oleh PMI Jember, namun tidak hanya relawan saja yang diberikan pelatihan dan pengetahuan tentang kebencanaan. Masyarakat yang berada di daerah rawan bencana juga perlu dilibatkan dalam pelatihan penanganan bencana," katanya.

Ia berharap relawan berbasis desa tersebut menjadi ujung tombak di desa untuk menggerakkan masyarakat menjadi masyarakat yang tangguh bencana, sehingga masyarakat yang dilanda bencana tidak hanya panik saat bencana, namun mereka bisa menyelamatkan diri dan membantu satu sama lainnya.

"Program donor darah berbasis desa juga perlu ditingkatkan dan masyarakat yang memerlukan darah di desa bisa dibantu oleh relawan desa tersebut. Program itu sangat luar biasa," ucap pejabat yang akrab disapa Kyai Muqit itu.(*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016