Bojonegoro (Antara Jatim) - Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menyebutkan sebanyak 12 siswa SLTA dari 14.409 siswa di daerahnya tidak mengikuti ujian nasional (UN) tahun ini, karena putus sekolah, dan meninggal dunia.
     
"Dari 12 siswa SLTA, yang tidak mengikuti UN itu, salah satunya siswa SLTA di Kecamatan Purwosari, meninggal dunia, karena tewas tenggelam," kata Kepala Bidang (Kabid) SMP, SMA dan SMK Dinas Pendidikan Bojonegoro Puji Widodo, di Bojonegoro, Rabu.
     
Ia merinci sebanyak 12 siswa yang tidak mengikuti UN yang dimulai sejak tiga hari lalu itu, ada satu siswa menderita sakit. Meski demikian, siswa yang sakit itu masih bisa mengikuti UN susulan, pekan depan.
     
"10 siswa tidak mengikuti UN, karena putus sekolah. Kalau siswa yang putus sekolah, kebanyakan bekerja ke luar daerah, tapi ada juga yang kawin," jelas dia.
     
Menurut dia, guru di lembaga pendidikan, kebanyakan sulit mencegah siswanya putus sekolah, disebabkan bekerja.
     
"ya sulit mencegah, sebab dengan bekerja mereka memperoleh penghasilan," ujarnya.
     
Lebih lanjut ia menjelaskan pemerintah kabupaten (pemkab) sudah berusaha mengurangi angka putus sekolah siswa  SMA, SMK, dan Madrasah Aliyah (MA), baik negeri maupun swasta, dengan memberikan bantuan pendidikan sebesar Rp2 juta per siswa. 
     
Dari hasil pemberian bantuan pendidikan tahun ini, ia memperkirakan bisa mempengaruhi siswa SLTA untuk tidak putus sekolah, sebab tahun lalu ada 23 siswa yang tidak mengikuti UN, di antaranya, beberapa siswa putus sekolah.
     
"Pemberian bantuan pendidikan memberi pengaruh siswa tidak putus sekolah," katanya, menegaskan.
     
Menjawab pertanyaan, ia menyatakan pelaksanaan UN di daerahnya berjalan lancar tanpa gangguan baik UN dengan menggunakan lembar jawaban kerja (LJK), maupun UN berbasis komputer, di lima SMA, 13 SMK, dan satu MA.
     
"Pelaksanaan UN berbasis komputer lancar, tidak ada gangguan misalnya, listrik mati," tandasnya. 
     
Tapi, lanjut dia, pelaksanaan UN dengan menggunakan LJK selesainya pekan ini, sedangkan UN berbasis komputer selesainya, pekan depan.
     
"Pelaksanaan UN berbasis komputer dalam sehari satu pelajaran, sehingga selesainya lebih lama dibandingkan UN dengan menggunakan LJK," ucapnya. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016