Tulungagung (Antara Jatim) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur menyatakan  ada  sebanyak 11 siswa peserta ujian nasional tingkat SMA sederajat di daerahnya yang tidak ikut ujian nasional (UN) di hari pertama karena berbagai alasan.
    
"Jumlah itu mengacu laporan yang kami terima dari absensi penyelenggaraan UN hingga Senin sore sekitar pukul 16.00 WIB," kata Kabid Pendidikan Menengah Dindik Tulungagung Heru Mudjiono di Tulungagung, Senin.
    
Jumlah tersebut meliputi satu siswa sakit, satu siswa meninggal dunia dan sisanya drop out (DO).     
Dari 11 siswa itu, kata dia, sembilan di antaranya diketahui sudah lama tidak masuk sekolah.   "Dengan temuan itu, maka pihak sekolah memastikan mereka di DO (drop out)," ujarnya.
    
Ia mengatakan, jumlah itu dengan rincian, yakni SMA jurusan IPA sebanyak dua siswa DO dari SMAN 1 Tulungagung.
    
Jurusan IPS ada enam siswa, dengan rincian, SMA Diponegoro satu siswa DO, SMA PGRI 4 dua siswa DO, SMAN 1 Tulungagung dua siswa DO dan SMA 45 Bandung satu siswa DO.
    
Untuk SMK, lanjut dia, ada tiga siswa yang tidak masuk dan semuanya ada di SMKN 1 Pegerwojo yang dua siswa DO dan satu siswa sakit yang ditunjukan dengan surat dokter.
    
Rinciannya SMKN 1 Rejotangan satu siswa DO dan SMK YP 17 satu siswa izin.  Sedangkan satu orang siswa yang meninggal terdapat di MAN 2 Tulungagung.
    
"Siswa yang tidak masuk karena sakit itu rencananya akan mengikuti UN susulan pada Senin (11/4) mendatang," ujarnya.
    
Sementara itu, Wakil Kepala MAN 2 Tulungagung Chuk Haripurnama mengaku baru tahu ada siswanya yang tidak ikut UN karena meninggal pada Minggu (3/4)  sekitar pukul 20.00 WIB.
    
Siswa tersebut bernama Gusvan Fachrizal Hanafi, kelas XII Agama, asal Desa Bangunmulyo, Kecamatan Pakel.
    
Gusvan meninggal saat dirawat di RSUD dr Saiful Anwar, Malang karena penyakit kelenjar getah bening.
    
"Sebenarnya tinggal UN inilah persyaratannya untuk lulus yang belum dipenuhi, sebab saat sakit dia telah menyelesaikan ujian akhir madrasah dengan bantuan guru yang membawakan soal ke rumahnya," kata Heru. (*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016