Sumenep (Antara Jatim) - Pengelola Bandara Trunojoyo Sumenep meminta pemerintah daerah setempat mempercepat relokasi bangunan salah satu sekolah menengah atas (SMA) yang menjadi salah satu objek "obstacle" atau penghambat keselamatan penerbangan.

"Kami sudah beberapa kali berkoordinasi dengan pihak terkait di Pemkab Sumenep supaya segera merelokasi bangunan SMA tersebut. Makin cepat makin bagus supaya penambahan fasilitas di Bandara Trunojoyo yang diprogramkan pada tahun ini bisa dimanfaatkan sebagaimana mestinya," kata Kepala Unit Penyelenggara Bandara Kelas III Trunojoyo Sumenep, Wahyu Siswoyo, Rabu.

Unit Penyelenggara Bandara Kelas III Trunojoyo adalah lembaga kepanjangan tangan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI yang berada di Sumenep. 

Saat ini, jarak antara bangunan SMA itu dengan ujung landasan pacu pesawat di Bandara Trunojoyo sekitar 800 meter.

"Pada tahun ini, Kemenhub RI memprogramkan perpanjangan landasan pacu pesawat di Bandara Trunojoyo dari 1.130 meter menjadi 1.600 meter. Kalau sudah diperpanjang, nantinya jarak antara ujung landasan pacu pesawat dengan bangunan SMA tersebut sekitar 400 meter," ujarnya.

Wahyu menjelaskan, kondisi tersebut sudah tidak bisa ditoleransi lagi, karena sangat membahayakan aktivitas penerbangan pesawat di Bandara Trunojoyo.

"Kalau tidak segera direlokasi, perpanjangan landasan pacu yang dilakukan pada tahun ini akan percuma atau sia-sia, karena tidak bisa dimanfaatkan untuk aktivitas penerbangan pesawat. Sekali lagi, kami berharap pemerintah daerah segera merelokasi bangunan SMA tersebut," ucapnya.

Ia juga mengemukakan, program penambahan fasilitas di Bandara Trunojoyo yang dilakukan Kemenhub RI itu sebenarnya merupakan keinginan atau aspirasi dari Pemkab Sumenep.

"Penambahan fasilitas di Bandara Trunojoyo itu merupakan program sinergi antara Kemenhub dengan Pemkab Sumenep supaya keberadaan bandara bisa lebih optimal. Kalau panjang landasan pacu pesawat di Bandara Trunojoyo sudah 1.600 meter dengan lebar 30 meter berarti bisa digunakan untuk aktivitas pesawat dengan kapasitas 70 penumpang atau pesawat komersial," katanya.

Sementara Kepala Dinas Perhubungan Sumenep, M Fadillah menjelaskan, pihaknya bersama sejumlah pihak terkait di pemerintah daerah telah merumuskan rencana relokasi bangunan SMA PGRI yang memang menjadi salah satu "obstacle" bagi aktivitas penerbangan pesawat di Bandara Trunojoyo.

"Relokasi bangunan SMA tersebut akan dilakukan secara bertahap dan ditangani oleh tim. Insya-Allah, relokasi akan dilakukan mulai tahun ini," katanya. (*)

Pewarta: Slamet Hidayat

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016