Gemiricik air nan syahdu langsung terdengar begitu pengunjung melangkahkan kaki menuruni anak tangga yang cukup teduh, karena tertutup  rindangnya pepohonan di sepanjang anak tangga menuju sumber yang airnya sangat jernih dan dingin.

Dari jauh, sumber air yang membentuk danau kecil itu begitu jernih, bahkan batu kerikil yang berada di dasar air pun terlihat dengan jelas. Sumber itu diberi nama Sumber Maron. Pengunjung juga bebas menikmati beningnya air, mulai dari hulu hingga hilir yang justru lebih menantang karena aliran airnya lebih deras dan lebih dalam.

Aliran air sumber yang hampir mencapai 500-600 meter dari hulu itu, ada sejumlah titik yang bisa menjadi spot bagi pengunjung, mulai dari yang paling dangkal (di hulu sumber) hingga yang paling dalam di tengah atau di bawah aliran air yang cukup deras melewati bebatuan cadas.

Aliran air yang cukup deras melewati batu-batu terjal itu bisa dimanfaatkan pengunjung untuk pijat, sebab ketika pengunjung berada di bawah aliran air atau di sela-sela batu yang aliran airnya kencang, punggung kita terasa seperti dipijat secara alami dan terasa enak, sehingga bisa menghilangkan penat di punggung.

Selain bisa merasakan sensasi pijat air, pengunjung juga bisa bermain air sepuasnya, bahkan bisa menghanyut dengan ban besar atau kecil, mulai dari aliran air paling deras dan dalam hingga di ujung sungai (hilir paling dangkal). Jika mau, pengunjung juga bisa memanen kangkung yang tumbuh di sepanjang aliran air sumber tersebut.

Untuk menghilangkan penat, sekaligus refreshing bersama keluarga, tidak perlu jauh-jauh atau dengan biaya mahal, cukup ke Sumber Maron saja. Untuk mencapai lokasi Sumber Maron juga tidak sulit karena terletak tidak jauh dari Kecamatan Kepanjen atau Stadion Kanjuruhan, yakni di Desa Karangsuko, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang atau sekitar 40-50 kilometer arah selatan dari pusat Kota Malang.

Bahkan, untuk masuk ke lokasi sumber pun juga tidak dipungut biaya sepeserpun, bahkan kita mendapatkan bonus pemandangan alam yang cukup indah. Hijaunya hamparan padi di sepanjang jalan menuju lokasi dan tanaman dengan sistem terasiring banyak kita jumpai di sepanjang jalan.

Ketika pengunjung sampai di lokasi, juga tidak sulit untuk mendapatkan makanan, termasuk pop mie dan jajanan atau berbagai makanan kelas berat, seperti nasi rawon, soto, pangsit mie, gado-gado, dan rujak cingur, dengan harga sangat terjangkau.

Jajanan (gorengan) atau kudapan yang bisa dinikmati dengan lesehan sambil menikmati gemericik air sumber itu di antaranya  pisang goreng, singkong goreng, ubi goreng, onde-onde dan gorengan lainnya hanya seharga Rp500 per biji, pop mie seharga Rp3.000 untuk ukuran kecil dan Rp5 ribu untuk ukuran besar.

Selain itu, ada jajanan khas Sumber Maron, yakni sempol yang terbuat dari daging ayam dicampung tepung kanji. Namun, sebelum digoreng ditusuk seperti sate. Hanya saja, bentuk sempol ini menyerupai paha ayam.

Selain dimanfaatkan sebagai lokasi wisata yang benar-benar alami, kawasan ini juga dimanfaatkan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH).

Sejak tahun 2005, telah dilakukan pembangunan instalasi PLTMH yang dapat menghasilkan listrik dan dialirkan ke rumah-rumah penduduk di sekitarnya serta sebagai pemasok air bersih bagi warga.

Berwisata tidak perlu jauh-jauh dan membutuhkan dana besar, cukup ke Sumber Maron. Selain bisa refreshing dan pijat air, juga bisa belajar tentang PLTMH. Ayo.....! (*)

Pewarta: Endang Sukarelawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016