"Saya kira rumah makan Thailand, eh...ternyata tulisan Bakmi Jogja dalam huruf Jawa (Honocorko),” kata Chandra yang datang bersama  teman-teman kantor untuk makan siang.

Rumah makan yang menyajikan masakan mi dan nasi goreng khas Yogyakarta  itu terletak di Jalan
Tegalsari 47 Surabaya. Rumah makan  itu  mampu menghadirkan suasana Yogya karena tatanan interior bangunan yang terkesan kuno dengan ornamen klasik, pajangan barang-barang antik serta hiasan foto-foto
Keraton Yogyakarta.

Yang lebih menarik lagi para pramusaji  mengenakan seragam lengkap dengan blangkon.  Para pramusaji yang berjumlah lebih dari 20 orang  itu memang didatangkan langsung dari Yogyakarta. Mereka semua tinggal di kamar-kamar yang telah disediakan di lingkungan rumah makanyang cukup besar 
tersebut.

Rumah makan yang buka mulai pukul 11.30 hingga 21.30 itu tidak akan melayani tamunya sebelum jam buka. Para tamu tetap dipersilahkan masuk dan duduk di bangku-bangku kayu panjang yang tertarta rapi itu.  
Saat jam menujukkan pukul 11.30 ada isyarat suara gong ditabuh dan semua pramusaji berkumpul untuk bersama-sama berdoa demi kelancaran  kerja dan memberikan pelayanan terbaik untuk para tamuya.

Usai berdoa, beberapa pramusaji  itu menghapiri meja-meja yang telah terisi tamu yang sudah menuggu. Mereka menggunakan bahasa Jawa halus saat  berkomunikasi dengan para tamu. “Bade ngersakaken menopo,” kata salah seorang pramusaji dengan menyodorkan daftar makanan kepada tamunya.

Dalam daftar makananan tersebut tertera nama dan harga menu yang disajikan. Ada bakmi godhok, goreng, nyemek, begitu juga untuk menu bihun ada rasa pedas dan sedang . Sel ain ada nasi goreng khas Jogja ada juga nasi ruwet.  

“Ada nasi ruwet...apa itu ?,” tanya Rina, salah seorang pengunjung kepada  pramusaji. Nasi ruwet ternyata nasi goreng yang dicampur dengan mi dan telur. Dan sangat cocok bila dimasak dengan rasa agak pedas. Bila mau juga ada tambahan gorengan ati ampela, brutu, suwiwi  ayam, telur dadar dan telur ceplok dan lain-lain.

Bakmi Jogja yang terkenal selama ini adalah bakmi rebus.  Tekstur minya halus dan kecil–kecil. Warnanya tidak terlalu kuning.  Seperti yang dihidangkan di rumah makan yang setahun terakhir ini pindah ke Jalan Tegalsari dari sebelumnya di Jalan Trunojoyo itu, yakni mi dimasak dengan campuran sayur sawi serta kocokan telur dan irisan ayam goreng.

“Porsinya sedang tidak terlalu besar,  rasa mi rebusnya enak gurih,“  ujar Rina sambil menambahkan irisan buah acar yang tersedia dalam toples di atas meja. Harga yang tertera dalam daftar makanan itu juga cukup
terjangkau, yakni Rp21.000 per porsi, sedangkan harga minuman tradisonal, seperti wedang ronde, teh poci  gula batu, wedang jahe dan  teh gitel, yang cukup beragam itu ditawarkan mulai Rp5.000 sampai Rp13.500. 

Sementara pisang goreng yang dijual juga cukup unik, karena disajikan dengan dua macam gula
halus,  puti h dan merah. Suasana santai dan makanan yang cukup enak serta iringan musik tradisional di rumah makan itu sangat menunjang untuk mengisi waktu bercengkrama dan bernostalgia bersama teman dan keluarga. Silahkan mencoba. (*)

Pewarta: FAROCHA

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016