Kediri (Antara Jatim) - Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur,  diperkirakan mendapatkan anggaran dana bagi hasil cukai tembakau (DBHCT) 2016 sekitar Rp63,48 miliar yang akan dimanfaatkan untuk berbagai program penanganan  dampak rokok.
     
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemkot Kediri Apip Permana, Minggu, mengemukakan dana cukai itu akan  didistribusikan  ke sejumlah satuan kerja untuk dimanfaatkan sesuai program yang disusun. 
      
"Ada tujuh satuan kerja dan mereka mengajukan anggaran yang masing-masing anggaran besarnya juga tidak sama," katanya ketika dikonfirmasi.
     
Ia mengatakan, anggaran itu untuk instansi di Kota Kediri, di antaranya dinas kesehatan, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Gambiran, dinas pekerjaan umum, dinas sosial dan tenaga kerja, bagian hubungan masyarakat dan protokol, bagian administrasi perekonomian, sedangkan kantor lingkungan hidup pada tahun anggaran 2016 tidak mengajukan anggaran.
     
Program masing-masing satuan kerja itu misalnya untuk sosialisasi ketentuan di bidang cukai, program pemberantasan barang kena cukai, pengadaan fasilitas perawatan kesehatan bagi penderita dampak asap rokok, dan sejumlah program lainnya.

Sedangkan alokasi DBHCT Kota Kediri pada 2015 mencapai Rp57,093 miliar. Namun, penyerapan dana ini belum 100 persen, sehingga sisa dana itu harus dikembalikan ke pusat.
     
Apip berharap, penyerapan anggaran pada 2016 ini bisa lebih maksimal. Masing-masing satuan kerja bisa menggunakan anggaran itu dengan baik.
     
Sementara itu, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Gambiran Kediri Fauzan Adima mengatakan rumah sakit sudah membuat berbagai program untuk pemanfaatan dana itu. Beberapa barang yang akan dibeli misalnya obat paru, jantung, pembelian CT scan, kelengkapan alat jantung, dan sejumlah alat lain.
     
Ia mengatakan, anggaran untuk rumah sakit sebenarnya cukup besar, namun pemanfaatannya terkendala atura. Anggaran itu  sebenarnya bisa untuk pembelian alat-alat guna keperluan di RSUD Gambiran II, namun, karena saat ini pembangunan belum selesai, maka tidak bisa dilakukan pembelian dulu. 

"Kalau sekarang, sudah lebih fleksibel, jadi pada tahun ini penyerapan pastinya akan lebih maksimal," kata Fauzan. (*)
     

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016