Jember (Antara Jatim) - Harga cabai rawit di sejumlah pasar tradisional Kabupaten Jember, Jawa Timur melonjak tinggi hingga menembus angka Rp65.000 per kilogram.

"Harga cabai rawit melambung tinggi dari Rp38.000 menjadi Rp65.000 per kilogram, sehingga terjadi kenaikan sekitar 71 persen," kata petugas pencatat harga di Pasar Tanjung Jember Iskandar di Jember, Jumat.

Menurut dia, mahalnya harga cabai rawit karena pasokan dari petani berkurang dan stok cabai di tingkat pedagang juga menipis hingga menyebabkan harga di pasaran melonjak tajam.

"Tidak hanya cabai rawit, cabai biasa yakni cabai merah besar juga mengalami kenaikan secara perlahan-lahan dari Rp48.000 menjadi Rp50.000 per kilogram atau terjadi kenaikan sekitar 4 persen," tuturnya.

Seorang pedagang cabai di Pasar Tanjung, Syaiful, mengatakan harga berbagai jenis cabai mengalami kenaikan, namun harga yang melambung tinggi terjadi pada harga cabai rawit.

"Harga cabai rawit tembus Rp65.000 per kilogram karena belum ada panen cabai dari petani, sehingga harga cabai terus merangkak naik," katanya.

Ia menjelaskan sejumlah pedagang di pasar tradisional harus menambah modal belanja untuk memasok cabai di pasaran, sedangkan keuntungan semakin berkurang karena banyak konsumen yang mengurangi pembeliannya.

"Banyak pembeli yang mengeluhkan naiknya harga cabai, khususnya ibu rumah tangga yang biasa mengonsumsi sambal untuk makan sehari-hari," tuturnya.

Pantauan di Pasar Tanjung, tidak hanya komoditas cabai yang mengalami kenaikan, namun harga bumbu dapur juga mengalami kenaikan seperti bawang merah dan bawang putih.

Bawang merah di kisaran Rp48.000 hingga Rp50.000 per kilogram, sedangkan harga bawang putih di kisaran Rp28.000 hingga Rp29.000 per kilogram. Sementara harga sayuran juga mengalami kenaikan seperti tomat naik dari Rp12.000 menjadi Rp17.000 per kilogram.

Sementara untuk bahan pokok seperti beras, gula pasir, dan telur ayam ras mengalami penurunan di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Jember.(*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016