Banyuwangi (Antara Jatim) - Pelaksana Tugas Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Umar Aris datang ke Banyuwangi, Sabtu, untuk ikut memantau perkembangan evakuasi korban tenggelamnya KMP Ravelia II di perairan Selat Bali.

"Kami dari Kemenhub menyampaikan rasa prihatin. Kami terus memantau, pusat akan terus memberi perhatian proses evakuasi korban dan kapal. Dari pantauan tadi, sejauh ini menurut saya proses evakuasi telah berlangsung baik," katanya sebagaimana dikutip siaran pers Humas Pemkab Banyuwangi, Jawa Timur.

Umar juga menyatakan bahwa dari hasil laporan yang diterimanya, Surat Persetujuan Berlayar (SPB) KMP Ravelia II sudah lengkap. "Tadi kami cek, SPB ada. Dan seperti biasanya, keluarnya SPB itu menunjukkan bahwa semua dokumen-dokumen prosedur pemberangkatan sudah lengkap," ujarnya.

Terkait dengan penyebab tenggelamnya kapal, Umar Aris masih belum bisa memastikan. Ia hanya menegaskan bahwa hal itu merupakan wewenang dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), dan semua menunggu hasil kerja komite tersebut.

Menurut dia, hasil penyelidikan KNKT akan menjadi bahan evaluasi terkait prosedur keselamatan transportasi laut.

"Dari hasil KNKT itu, tetap akan kita evaluasi tentang jumlah penumpang, muatan, maupun tidak menutup kemungkinan kondisi kapal tertentu yang boleh berlayar di Selat Bali," katanya.

Sementara Direktur Operasional dan Pelatihan Basarnas Brigjen (Mar) Ivan Ahmad yang juga hadir ke Banyuwangi memaparkan perkembangan evakuasi korban.

"Sampai saat ini, empat korban telah diangkat. Tapi belum bisa kami sampaikan siapa-siapa, karena ini menunggu hasil DVI," katanya.

Sementara informasi lain menyebutkan bahwa keempat jenazah korban yang berhasil dievakuasi terdiri atas dua jenazah pria, satu perempuan, dan satu bayi laki-laki. Dua jenazah pria diduga adalah mualim Puji Purwono, dan seorang sopir truk bernama Agustia asal Karawang, Jawa Barat.

Untuk perempuan adalah Masruroh (25) dan anaknya M Romlan (18 bulan). Dengan demikian hingga Sabtu malam masih ada satu korban yang belum ditemukan, yaitu nakhoda kapal Bambang Surya Adi.

Brigjen Ivan Ahmad melanjutkan bahwa proses evakuasi dilakukan dengan penyelaman, penyisiran permukaan laut dan pemantauan lewat udara. Untuk penyelaman, Sabtu siang dihentikan sementara karena kondisi arus laut telah mencapai 5 knot.

"Ini membahayakan bagi penyelam. Besok (Minggu), jam 10 sampai 12 akan dilanjutkan lagi," ujarnya.

Sementara untuk penyisiran permukaan terus dilakukan, begitu pula dengan pemantauan lewat udara, yakni Basarnas mengerahkan dua helikopter.

"Besok akan kami perluas area pemantauannya sampai ke selatan. Sedangkan untuk penyelaman, akan difokuskan di anjungan dan beberapa kendaraan," katanya. (*)

Pewarta: Masuki M. Astro

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016