Bojonegoro (Antara Jatim) - Bulog Divre Jawa Timur menyatakan perolehan pengadaan di wilayah
kerjanya baru sebanyak 350 ton setara beras dari target pengadaan tahun
ini dengan jumlah 1,050 juta ton setara beras, per 5 Februari.


"Beberapa Bulog di Jawa Timur, sudah mulai melakukan pembelian
gabah, sejak beberapa waktu lalu," kata Kepala Bulog Divre Jawa Timur,
Witono, di Bojonegoro, Sabtu.


Menurut dia, perolehan pengadaan gabah dan beras di wilayah kerjanya akan meningkat tajam, mulai Maret sampai April.


"Perolehan pengadaan akan banyak pada sekitar Maret-April, sebab mitra yang terlibat jumlahnya juga banyak," katanya.


Hanya saja, ia yang yang didampingi Kepala Bulog Subdivre III
Bojonegoro Efdal Sulaiman, mengaku tidak hapal jumlah mitra di Jawa
Timur yang terlibat dalam pengadaan tahun ini.


Tapi, menurut dia, dalam pengadaan tahun ini, melibatkan satuan
kerja (satker) di seluruh kabupaten, termasuk di dalamnya Kontak Tani
Nelayan dan Andalan (KTNA).


"Adanya KTNA yang terlibat dalam pengadaan dengan tujuan untuk membeli gabah langsung dari petani," ucapnya.


Menurut dia, target pengadaan tahun ini yang sudah ditetapkan di
wilayah kerjanya sebanyak 1,050 juta ton setara beras, bisa saja
bertambah.


"Kalau target pengadaan 1,050 ton sudah terpenuhi, bukan berarti pengadaan berhenti. Ya, tetap jalan," katanya.


Yang jelas, pihaknya dalam melakukan pembelian gabah tetap mengacu
pada Inpres No. 5 tahun 2015 tentang Kebijakan pengadaan Gabah/Beras dan
penyaluran Beras Oleh Pemerintah.


"Standar kualitas gabah harus sesuai dengan ketentuan," tandasnya.


Menteri Pertanian Amran Sulaiman sebelumnya meminta Bulog segera
membeli gabah petani di Bojonegoro yang dilaporkan harganya cenderung
turun hanya berkisar Rp3.000-Rp3.400 per kilogram gabah kering panen
(GKP).


"Bulog masih bisa menaikkan harga pembelian gabah di petani, sebab
harga pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp3.700 per kilogram GKP,"
ucapnya.


Ia memperkirakan terjadinya penurunan harga gabah disebabkan produksi tanaman padi yang lalu masih melimpah.


"Saya minta Bulog membeli semua gabah di sini, daripada impor," ucapnya.


Bupati Bojonegoro Suyoto menjelaskan produksi tanaman padi di
daerahnya dalam beberapa tahun terakhir, selalu melebihi target yang
ditentukan, karena para petani di daerahnya lebih suka menanam padi
dibandingkan tanaman lainnya.


"Di Bojonegoro, pola tanam petani selalu padi-padi-padi, sehingga
sering menimbulkan kerawanan serangan berbagai macam hama,"
katanya.(*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016