Di tengah maraknya fenomena Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LBGT) dalam tiga bulan terakhir ini, anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Emilia Contessa, mewacanakan Panitia Khusus (Pansus) LGBT.

"Itu (Pansus LGBT) masih wacana, karena DPD memang menolak LGBT yang marak dalam tiga bulan terakhir itu," ucapnya di sela 'FGD' tentang Proyeksi dan Asumsi APBN-P dengan sejumlah akademisi Jatim di Rektorat Unair Surabaya (18/2).

Anggota DPD dari daerah pemilihan Jawa Timur itu menjelaskan AS dan Eropa yang sekarang mengakui perkawinan sejenis itu juga mengalami syok pada 60 tahun silam, termasuk Rusia.

"Pada 60 tahun lalu, AS dan Eropa juga menentang perkawinan sejenis itu, namun kini mereka menerima komunitas LGBT itu. Jadi, sikap mereka yang semula anti itu kini sudah berubah menjadi mendukung," tuturnya.

Penyanyi yang sempat dijuluki Asia Week sebagai Singa Panggung Asia pada tahun 1975 itu menilai LGBT itu ibarat buah simalakama. "Sebagai manusia, mereka berhak melakukan apa saja," kilahnya.

Namun, mereka tetap tidak boleh melanggar hukum. "Negara kita adalah Negara Pancasila yang bukan negara agama, tapi menganut nilai-nilai agama, karena itu hukum agama berlaku disini, jadi kita melawan perkawinan sejenis," paparnya.

Oleh karena itu, senator kelahiran Banyuwangi yang berdarah Pakistan-Madura-Jawa itu menyatakan para politisi hendaknya jangan sampai melegalkan perkawinan sejenis.

"Untuk bentuk pencegahannya perlu dirumuskan dalam Pansus. Pencegahan itu bisa dalam bentuk regulasi di Kementerian Agama yang melarang perkawinan sejenis. Bisa juga melalui pendidikan, karena LGBT itu lebih pada faktor lingkungan, terutama kebiasaan di tengah keluarga," ujarnya. (*)

Pewarta: Edy M Yakub

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016