Surabaya, (Antara Jatim) - PT KAI Daerah Operasional (Daop) 8 Surabaya mengalami kerugian sebesar Rp250 juta/hari akibat banjir yang menggenangi kawasan Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, sehingga jalur rel di kilometer 32+5 sampai dengan 33+2 terendam.
 
"Kerugian secara rinci masih dalam tahap perhitungan, namun kalau dari sisi 'lost' pendapatan sekitar Rp200 juta hingga Rp250 juta/hari," ucap Manager Humas PT KAI Daop 8 Surabaya Suprapto, Selasa.

Ia mengatakan, kerugian itu karena sebanyak 30 perjalanan KA yang melintas kawasan Porong terganggu, sehingga Daop 8 Surabaya terpaksa menyewa 43 armada bus untuk memindahkan penumpang yang terganggu banjir.

"Akibat banjir di kawasan Porong PT KAI menggunakan beberapa skema pengaturan perjalanan KA, antara lain melakukan pembatalan, mengunakan armada bus, serta sejumlah KA tidak melintasi kawasan Porong-Tanggulangin," katanya.

Akibat jumlah kerugian itu, Daop 8 Surabaya berencana meniadakan skema perjalanan menggunakan bus, dan beberapa perjalanan atau relasi KA akan terjadi perubahan, khususnya KA yang melintas kawasan Stasiun Porong dan Stasiun Sidoarjo.

"Rencana meniadakan skema menggunakan bus itu diterapkan mulai Rabu (17/2), dan beberapa perjalanan KA akan terjadi perubahan," katanya.

Beberapa relasi KA yang mengalami perubahan antara lain KA Bima dan KA Jayabaya, yang awal rutenya Malang-Surabaya-Jakarta/sebaliknya, akan diubah menjadi Surabaya-Jakarta/sebaliknya, tanpa menuju dan dari Stasiun Malang.

"Untuk relasi Surabaya-Malang/sebaliknya akan dibatalkan sampai tanggal 19 Februari 2016, sambil menunggu informasi selanjutnya," ucapnya.

Selain itu, KA Logawa dan KA Sritanjung yang relasi awalnya adalah Purwokerto-Surabaya-Jember/Banyuwangi sebaliknya, akan diubah menjadi Jawa Tengah Purwokerto-Surabaya sebaliknya, tanpa menuju Jember/Banyuwangi.

"Untuk kedua KA ini dibatalkan sampai tanggal 18 Februari 2016, dan pembatalan sama mulai Rabu (17/2)," katanya.

Suprapto berharap, banjir yang menggenangi kawasan Porong bisa segera surut, agar relasi KA kembali seperti semula.(*)

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016