Madiun (Antara Jatim) - Permintaan darah trombosit di Unit Donor Darah (UDD) PMI Kabupaten Madiun, Jawa Timur, meningkat siginifikan seiring banyaknya demam demam berdarah di wilayah setempat saat ini. 

Kepala Bagian Pelayanan Teknis, Kantor UDD PMI Kabupaten Madiun, Doni Dwi Setiawan, Selasa, mengatakan, peningkatan permintaan trombosit mencapai dua kali lipat pada bulan Februari dibandingkan dengan Januari lalu. 

"Pada bulan Januari lalu permintaan trombosit sekitar 31 kantong. Sekarang, hingga pertengahan Februari 2016, permintaan trombosit naik hingga 72 kantong seiring banyaknya penderita demam berdarah di sejumlah rumah sakit Madiun dan sekitarnya," ujar Doni Dwi kepada wartawan. 

Menurut dia, trombosit sangat diperlukan bagi penderita demam berdarah yang telah memasuki fase bahaya. Hal itu karena jumlah trombosit penderita terus menurun. 

"Jika tidak segera mendapatkan transfusi trombosit, maka akan berakibat fatal bagi si pasien. Hal itulah yang menyebabkan trombosit banyak dicari saat ini," kata dia. 

Melihat pada puncak musim serangan demam berdarah tahun lalu, kebutuhan trombosit di UDD PMI Kabupaten Madiun mencapai 142 kantong setiap bulannya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, pihaknya harus memproduksi 12 kantong trombosit setiap harinya. 

Trombosit yang sulit dicari adalah untuk golongan darah AB. Pihaknya bahkan sempat melakukan pemanggilan darurat pendonor untuk memproduksi trombosit golongan darah tersebut.

Guna mencukupi kebutuhan donor darah yang meningkat, pihaknya gencar melakukan kegiatan donor darah massal dengan melibatkan sejumlah instansi, sekolah, dan lembaga lainnya secara bergantian. 

Sementara, data Dinas Kesehatan setempat mencatat, jumlah penderita demam berdarah di Kabupaten Madiun selama Januari tahun 2016 telah mencapai 25 orang. Sedangkan bulan Februari hingga pertengahan, telah terdapat 16 kasus demam berdarah.  

Dari jumlah tersebut, korban meninggal dunia terapat tiga kasus. Yakni satu kasus di bulan Januari dan dua kasus hingga pertengahan Februari. 

Adapun, korban jiwa tersebut disebabkan karena kondisi penderita demam berdarah yang semakin parah saat menjalani perawatan di rumah sakit ataupun terlambat mendapat pengobatan. (*)
     
      
     

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016