Banyuwangi (Antara Jatim) - Pemkab Banyuwangi, Jawa Timur, akan melanjutkan program kursus bahasa asing gratis berbasis desa yang telah mulai dilaksanakan pada 2015 dengan target tahun ini mencapai 3.000 warga.
     
"Ini bagian dari upaya kami meningkatkan kapasitas warga, selain melalui program-program lain, seperti beasiswa maupun peningkatan pendidikan formal dan nonformal lainnya," ujar Bupati terpilih Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat dihubungi di Banyuwangi, Minggu.
     
Tahun lalu, program ini telah berjalan di 217 desa/kelurahan yang diikuti 2.600 warga. Tahun ini, katanya, kursus serupa ditargetkan bisa menjangkau lebih dari 3.000 warga dari seluruh desa/kelurahan.
     
Para peserta kursus akan mengikuti pembelajaran selama 210 jam dengan waktu pembelajaran menyesuaikan dengan kesepakatan warga di masing-masing desa/kelurahan.
     
Pemkab Banyuwangi  menyiapkan tenaga instruktur yang datang dari guru maupun tenaga profesional untuk memberi pelajaran bahasa asing.
     
Usai mengikuti kursus selama tiga bulan, peserta diuji dengan melibatkan Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Para peserta mengikuti Uji Kompetensi Nasional (UKN) dari LSK Kemendikbud, jika lulus diberi sertifikat, dan jika tidak lulus bisa mengulang lagi.
     
Seperti tahun lalu, katanya, ada tiga bahasa yang bisa dipilih warga. Ada bahasa Inggris, Arab, atau Mandarin. Warga yang telah lulus pada gelombang pertama tahun lalu bisa terus mengikuti ke level yang lebih tinggi atau advance.
     
"Saya lihat sendiri warga sangat antusias mengikuti program ini. Mulai dari pemuda, ibu rumah tangga, guru-guru PAUD, hingga pelajar sekolah sekolah dasar pun tertarik mengikutinya. Mereka pun aktif mengikuti kursus yang dilaksanakan dengan konsep ceria tapi serius ini," katanya.
     
Lokasi pembelajaran dilaksanakan di balai desa, balai RT/RW, ruang kelas sekolah setempat, atau di rumah-rumah warga juga efektif karena menambah keguyuban masyarakat.
     
Anas yang bakal dilantik oleh Gubernur Jatim Soekarwo pada 17 Februari 2016 ini mengatakan, kursus digelar untuk memfasilitasi warga desa agar bisa menguasai bahasa asing.
     
"Selama ini kesannya kursus hanya bisa dijangkau warga kota dan biayanya mahal. Karena itu, kami sengaja membuat kursus gratis berbasis desa, yang lokasinya dekat dengan tempat tinggalnya. Bekal bahasa ini juga untuk mengimbangi sektor pariwisata yang terus bergeliat di Banyuwangi. Minimal warga bisa memanfaatkan kemampuan bahasanya untuk bisnis jasa pemandu wisatawan mancanegara," katanya.
     
Kursus tersebut, sambung Anas, juga dimanfaatkan oleh usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) guna menambah wawasan. Penguasaan bahasa asing bisa dimanfaatkan pelaku UMKM untuk menambah strategi pemasaran dengan kemasan-kemasan yang menarik, seperti memakai paduan bahasa asing dan membuka pemasaran berbasis online yang menyasar pembeli dari luar negeri.(*)

Pewarta: Masuki M. Astro

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016