Trenggalek (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur,  berencana menambah sedikitnya dua halte angkutan umum  untuk fasilitas tunggu penumpang  di daerah tersebut.
    
"Anggaran sudah dialokasikan. Pelaksanaannya tinggal menunggu waktu," kata Kabid Teknis Sarana dan Prasarana Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Trenggalek, Muhammad Fatkhur Rohman di Trenggalek, Sabtu.
    
Ia mengakui, minimnya fasilitas umum tempat tunggu penumpang atau halte di beberapa ruas jalan raya dalam Kota Trenggalek maupun pinggiran kota setempat acapkali dikeluhkan warga.
    
Sebab, jumlah pengguna jasa angkutan umum baik bus maupun MPU di daerah itu tergolong banyak, terutama dari anak sekolah.
    
Namun fasilitas halte untuk titik kumpul menunggu bus ataupun MPU justru terbilang minim.
    
"Jumlahnya (halte) tidak lebih dari 10-an, itu se-Kabupaten Trenggalek termasuk di kecamatan-kecamatan yang lokasinya strategis. Dalam kota paling hanya lima atau berapa," kata Aziz, warga setempat.
    
Fatkhur Rohman memastikan, penambahan halte atau tempat tunggu penumpang akan ditambah secara bertahap.
    
Tahun ini, kata dia, penambahan halte dipoyeksikan di daerah pinggiran kota setempat, tepatnya di daerah Ngetal dengan lokasi tak jauh dari SMK Negeri 2 Trenggalek.
    
"Satu lagi di jalan raya Desa Rejowinangun, Kecamatan Trenggalek. Dua titik lokasi yang dipilih itu memang menjadi jalur pemberangkatan maupun kepulangan bus antarkota," terangnya.
    
Untuk daerah dalam kota, lanjut dia, penambahan halte urung dilakukan karena sulitnya menentukan titik lokasi yang ideal untuk memenuhi kebutuhan sarana tunggu siswa.
    
"Sebelumnya sempat direncanakan bangun halte di dekat SMA Negeri 1 Trenggalek yang ada di simpang tiga Hotel Widowati. Tapi karena lokasi jalur bus yang sempit di daerah itu, sementara ruang kosong hanya ada di seberang jalur bus, pembangunan terpaksa dialihkan," terangnya.
    
Fatkhur mengatakan, proyeksi pembangunan fasilitas umum halte sekolah dilakukan bertahap karena alokasi anggaran yang disediakan pemerintah daerah minim.
    
"Tahun ini jatahnya hanya Rp50 juta. Jadi pembangunan tidak bisa sekaligus, harus bertahap sampai jumlah halte sebanding dengan kebutuhan penumpang yang memang cukup banyak, terutama dari kelompok anak sekolah," ujarnya.(*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016