Bojonegoro (Antara Jatim) - Bulog Subdivre III Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, optimistis banjir luapan Bengawan Solo, juga banjir bandang di wilayah kerjanya mulai Bojonegoro, Tuban dan Lamongan, selama musim hujan, tidak akan mempengaruhi pengadaan beras tahun ini.
     
"Pengalaman selama ini banjir luapan Bengawan Solo juga banjir lainnya, tidak pernah menganggu pengadaan di wilayah kerja kami," kata Kepala Bulog Subdivre III Bojonegoro Efdal Sulaiman, di Bojonegoro, Sabtu.
     
Menurut dia, lokasi tanaman padi yang terendam air banjir selalu menetap, sehingga tidak mengurangi panen di daerah yang tidak kebanjiran.
     
"Lokasi tanaman padi yang terkena banjir, selalu menetap," ucapnya, menegaskan.
     
Menjawab pertanyaan, ia mengakui pengadaan di wilayah kerjanya belum berjalan, meskipun sudah ada panen tanaman padi di wilayah kerjanya. Alasannya, harga gabah dan beras di tingkat petani masih di atas harga pembelian Pemerintah (HPP). 
     
Sesuai Inpres No. 5 tahun 2015 tentang Kebijakan Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah, disebutkan harga gabah kering panen (GKP) Rp3.700 per kilogram.
     
Namun, lanjut dia, sekarang ini harga gabah di tingkat petani yang berlaku sekitar Rp4.000 per kilogram GKP.
     
"Mitra kerja akan sulit bisa memperoleh harga gabah atau beras sesuai HPP, sebab tidak mungkin petani bersedia menjual gabahnya dengan harga rendah," katanya, menegaskan.
     
Meski demikian, menurut dia, proses pengadaan di wilayah kerjanya tahun ini, sudah mulai berjalan, dengan melakukan membuka pendaftaran mitra kerja yang terlibat dalam pengadaan.
     
"Sudah ada 33 mitra kerja, termasuk gabungan kelompok tani (gapoktan), yang mendaftar. Kemungkinan mitra kerja yang ikut pengadaan masih akan bertambah," katanya, menegaskan.
     
Sesuai target, katanya, pengadaan di wilayah kerjanya tahun ini mencapai 117 ribu ton setara beras, meningkat dibandingkan perolehan pengadaan tahun lalu yang hanya sekitar 66 ribu ton setara beras.
     
"Taget tahun lalu 102 ribu ton setara beras, hanya terealisasi sekitar 66 ribu ton, termasuk pengadaan beras kualitas premium," jelasnya.
     
Ia mememperkirakan pengadaan di wilayah kerja kami akan mulai Maret, sambil menunggu HPP gabah dan beras dari Pemerintah.
     
"Pengadaan baru bisa mulai Maret," tandasnya. (*)


Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016