Bojonegoro (Antara Jatim) - Harga gabah terendam air banjir luapan Bengawan Solo di sejumlah desa di Kecamatan Baureno, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, maksimal Rp3.500 per kilogram, lebih murah dibandingkan harga gabah normal yang bisa Rp4.000 per kilogram.
     
Kepala Desa Kalisari, Kecamatan Baureno, Bojonegoro Khoirudin, Jumat, mengatakan, para petani menjual gabahnya dengan harga Rp3.500 per kilogram, kepada pedagang karena kualitasnya menurun setelah terendam air banjir Bengawan Solo.
     
Selain itu, lanjut dia, pedagang yang datang ke lokasi desanya, juga memberikan potongan kadar air 8 persen per kilogram, jauh lebih tinggi dibandingkan dalam kondisi normal yang hanya 3 persen.
     
"Tapi tidak semua petani menjual gabahnya kepada pedagang. Ada juga petani yang memanen tanaman padinya untuk dimanfaatkan sendiri," ucapnya.
     
Di desanya, kata dia, tanaman padi yang terendam air banjir luasnya sekitar 26 hektare, tapi belum seluruhnya bisa terpanen.
     
"Di desa saya ada tanaman padi sekitar 80 hektare, yang juga terendam air banjir, tapi juga belum seluruhnya bisa dipanen," kata Kepala Desa Tanggungan, Kecamatan Baureno, Susanto, menambahkan.
     
Menurut dia, para petani kesulitan memanen seluruh tanaman padinya, karena tidak bisa memperoleh tenaga kerja buruh panen. Dengan demikian, kalau banjir luapan Bengawan Solo kembali datang, maka tanaman padi sulit bisa terselamatkan. 
     
"Produksi tanaman padi yang dipanen paksa rata-rata turun sekitar 30 persen," jelas Khoiruddin.
     
Sekretaris Kecamatan Baureno, Deri Apriliani, memperkirakan tanaman padi di wilayahnya yang terendam air banjir luapan Bengawan Solo, yang sekarang dipanen petani dalam dua hari terakhir mencapai 1.000 hektare lebih.
     
"Luas tanaman padi yang terendam air banjir seribu hektare lebih, dengan lokasi di 13 desa di Kecamatan Baureno," jelasnya.
     
Selain Desa Kalisari, lanjut dia, petani yang tetap memanen tanaman padinya yang terendam air banjir, antara lain, Desa Tanggungan, Pomahan, Pucangarum, Bumiayu, Keadungrejo, Sambunglor, Kauman.  
     
"Sejak sehari lalu banyak pedagang yang datang untuk melakukan pembelian gabah petani yang memanen paksa tanaman padinya," ucapnya.   Dimintai konfirmasi, Bupati Bojonegoro Suyoto, menjelaskan petani yang menanam padi di musim hujan, untuk tanaman padi akan diasuransikan, sehingga kalau terjadi musibah banjir bisa memperoleh ganti rugi.
     
"Sudah ada tanaman padi yang diasuransikan, tapi belum seluruhnya," ucapnya.(*)


 

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016