Jember (Antara Jatim) - Tim Roadshow kendaraan berbahan bakar biodesel 20 persen (B20) menggelar sosialisasi tentang pemanfaatan biodiesel di Pesantren Al-Qodiri saat rombongan tim tersebut melintasi Kabupaten Jember, Jawa Timur, Minggu.

Wakil Asosiasi Produsen Biodiesel Indonesia (Asprobi), Irma Rahmania, di Jember, mengatakan sebenarnya biodiesel 20 persen tersebut sudah digunakan oleh semua mobil yang berbahan bakar solar. 

"SPBU yang menjual solar itu sebenarnya adalah biosolar dan apabila masih tertulis solar, itu hanya karena belum diganti menjadi biosolar dan selama ini tidak terdengar keluhan dari para pengguna biosolar tersebut," tuturnya.

Menurut dia, apabila saat ini kebutuhan solar diperkirakan sebesar 16 juta liter, maka untuk terwujudnya biodiesel 20 persen diperlukan sekitar 3,2 juta kilo liter biodiesel dan itu sudah bisa dipenuhi oleh pihak Aprodi.

"Kapasitas kita sebanyak 6,8 juta kilo liter karena itulah kebutuhan untuk biodiesel sangat bisa kita penuhi. Jumlah kapasitas terpasang itu baru berasal dari 17 perusahaan dari 20 perusahaan yang tergabung dalam Aprodi," paparnya.

Roadshow kendaraan yang berbahan bakar Biodiesel 20 persen atau B20 itu telah menempuh perjalanan dari Jakarta sejak 27 Januari 2016 dan Perjalanan akan berakhir pada tanggal 5 Februari 2016. Roadshow tersebut merupakan kegiatan sosialisasi kesiapan kendaraan bermotor diesel terhadap pelaksanaan Mandatori B20 (Januari 2016). 

Sebanyak 15 kendaraan berbagai jenis yang menggunakan bahan bakar biodiesel 20 persen tersebut akan melakukan perjalanan ke berbagai kota di seluruh Jawa di antaranya Tegal, Semarang, Surabaya, Jember, Malang, Solo, Yogyakarta, Dieng, Bandung, Serang, dan Merak. 

"Kami berharap program sosialisasi B20 mendapat dukungan masyarakat karena sudah menjadi program pemerintah. Apalagi bahan bakar campuran solar (80 persen) dan biodiesel (20 persen) tersebut sudah teruji dan lebih ramah lingkungan," paparnya.

Biodesel adalah bahan bakar mesin diesel yang berasal dari sumber energi terbarukan, seperti minyak sawit, di mana B20 merupakan campuran 20 persen biodiesel dengan 80 persen minyak solar.

Tahun 2014, pernah dilakukan uji ketahanan kinerja mesin dengan jarak tempuh 100.000 kilometer dengan bahan bakar bodiesel 20 persen dan hasilnya cukup memuaskan baik kendaraan yang menggunakan B0 (solar) maupun yang menggunakan B20 tidak ada keluhan karena kinerja kendaraan berbahan bakar B20 tidak ada perubahan signifikan atau sama dengan solar.

Bahkan emisi gas CO, NOx, HC dari mobil berbahan bakar bioedesel 20 persen itu ternyata lebih rendah dibandingkan yang berbahan bakar solar.(*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016