Ada yang menarik ketika berkunjung di tempat wisata Mangrove Bedul yang terletak di Dusun Blok Solo, Desa Sumberasri, Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. 

Selain menikmati pemandangan alam hutan mangrove yang luar biasa, pengunjung wisata bahari tersebut juga disuguhi paket makan siang super lezat yang disantap di atas perahu Gondang-Gandung atau Katamaran, alat transportasi setempat yang terdiri dari dua perahu yang digabung menjadi satu. Perahu itulah yang digunakan menyusuri hutan mangrove. 

Adapun menu makan siang yang disajikan adalah nasi lalapan ikan laut yang dibungkus dengan daun jati. Ikan laut yang disajikan adalah ikan Bedul yang merupakan ikan andalan hasil tangkapan warga desa setempat. 

"Ikan laut tersebut digoreng dan dimakan bersama nasi, sambal, lalapan, oseng kerang, dan rempeyek. Tak ketinggalan, minumnya adalah kelapa muda," ujar Pemandu wisata Mangrove Bedul yang juga warga desa setempat, Riyadi.

Saat menyantapnya, rasa gurih dari ikan laut goreng akan membaur sempurna dengan sambal terasi dan oseng kerang yang pedas. Kerang yang diolah menjadi oseng tersebut juga merupakan hasil bumi daerah setempat yang melimpah ruah. Dan, kelapa muda yang disajikan turut menyempurnakan santapan di atas perahu katamaran itu menjadi luar biasa. 

Lokasi makan yang berada di tengah alam mangrove dan hutan Alas Purwo, semakin menambah kenikmatan para wisatawan  saat bersantap siang tersebut. Harga per porsipun cukup terjangkau, yakni Rp25 ribu saja. 

Salah satu wisatawan asal Kota Madiun, Rindhu Dwi Kartiko, sangat terpesona dengan Mangrove Bedul dan menu makan siang yang ditawarkan. Ia menyatakan kagum dengan keaslian alam dan kehidupan flora serta fauna yang ada di kawasan taman nasional tersebut. 

"Tempatnya keren sekali. Saya benar-benar dibuat kagum dengan kehidupan biota yang ada di Mangrove Bedul dan Taman Nasional Alas Purwo. Apalagi, acara makan siangnya yang dikonsep di atas perahu dengan menu tradisional dibungkus daun jati. Rasanya, sangat tradiosional dan mantaapp sekali," ucap Rindhu. 

Eloknya, nasi lalapan ikan laut di Mangrove Bedul tersebut tidak disajikan oleh koki profesional. Melainkan oleh tangan-tangan handal ibu-ibu warga desa setempat yang sengaja dilibatkan. 

Kasi Wisata dan Budaya, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi, Aekanu Hariyono, mengatakan, Pemkab Banyuwangi dan Balai Taman Nasional Alas Purwo terus berupaya agar Mangrove Bedul tetap asri dan alami, meski sebagian zonanya dikembangkan sebagai tempat wisata. 

Keasrian dan kealamian tersebut diwujudkan dengan mengelola tempat wisata yang hanya melibatkan warga desa sekitar tanpa campur tangan pihak investor.

"Pemkab Banyuwangi sampai saat ini tidak ada niat melibatkan investor dalam mengelola wisata. Tidak hanya di Mangrove Bedul, namun juga di sebagian besar objek wisata yang dikembangkan di Banyuwangi," ujar Aekanu Hariyono. 

Menurut dia, pemkab lebih cenderung menyerahkan pengelolaan wisata kepada masyarakat yang lebih mengenal karakter alam. Selain itu, juga bertujuan untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan warga desa sekitar. 

Hal itu terbukti, dimana personel yang terlibat di Badan Pengelola Wisata Mangrove Bedul semuanya berasal dari warga desa setempat. Mulai dari pemandu wisata, petugas jaga di loket, nelayan yang mengemudikan perahu Gondang-Gandung, hingga penyaji menu santap siang di atas perahu yang melibatkan ibu-ibu warga desa setempat.

Penasaran dengan nasi lalapan ikan laut di atas perahu Gondang-Gandung, segera kunjungi Mangrove Blok Bedul di Banyuwangi. Wisatawan akan mendapatkan paket lengkap, mulai wisata edukasi, rekreasi, petualangan, dan kuliner seru di lokasi tersebut. (*)

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016