Jember (Antara Jatim) - Suwar-suwir merupakan jajanan khas Kabupaten Jember, Jawa Timur, berupa olahan makanan yang dibuat dari tape dengan rasa manis, sehingga banyak wisatawan yang menjadikan camilan tersebut sebagai oleh-oleh khas dari Jember.

Namun di tangan Kapolres Jember, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Sabilul Alif, kata suwar-suwir menjadi sebuah inspirasi untuk sebuah ide inovatif dan kreatif dalam sejumlah program menjalankan tugas kepolisian.

Ya, ide yang diluncurkan Sabilul Alif sejak menjabat Kapolres Jember pada 15 November 2014 itu bertajuk "Jember Suwar-Suwir" yang memiliki makna kepanjangan dari "Suasana Warga Aman, Religius, Bersahabat, Berwawasan Intelektual, dan Kreatif".

Kapolres Jember, AKBP Sabilul Alif mengatakan Program Jember Suwar-Suwir tersebut dikemas dalam sembilan kerja prioritas (Nawa Karya Tama) yakni Prol Tape (Polisi Patroli Tiap Pagi dan Sore), Pos Sagita (Polisi Setiap Saat Sinergi dan Kemitraan dengan Masyarakat), dan Pos Perwira (Polisi Peduli Pariwisata dan Dunia Kreatif).

Berikutnya, Pos Khidmat (Polisi Ceramah Kamtibmas Selesai Shalat Jumat), Pos Papuma (Polisi Peduli Pemuda, Pelajar, dan Mahasiswa), Pos Purna (Polisi Peduli Perempuan dan Anak), Pos Wedang Cor (Polisi-Warga Cangkrukan dan Koordinasi), Pos Jagung (Polisi Peduli Pekerja dan Pengangguran), dan terakhir Jempol (Jember Police Online).

"Dengan sembilan program prioritas itu diharapkan terjalin kedekatan dan kerja sama yang baik antara polisi dengan masyarakat, serta meningkatkan rasa aman dan tertib di Kabupaten Jember," ucap mantan Kapolres Bondowoso itu.

Menurutnya, program Suwar-Suwir itu merupakan program unggulan sebagai langkah akselerasi dan tindak lanjut program Kapolri dan Kapolda Jatim, serta upaya dalam rangka mewujudkan keamanan dan ketertiban di masyarakat.

Dilihat dari namanya saja terkesan bahwa program-program tersebut berorientasi untuk menyentuh masyarakat secara langsung dengan balutan kearifan lokal karena Jember merupakan kota terbesar ketiga di Jatim, setelah Malang dan Banyuwangi dari segi karakteristik wilayah dan kondisi masyarakatnya yang benar-benar kompleks.

"Sebagai anggota Polri harus mampu menyesuaikan diri dalam segala keadaan, sehingga sinergitas dan soliditas antar-elemen masyarakat menjadi sesuatu yang mutlak dan wajib dipenuhi," ucap perwira kelahiran Kabupaten Gresik itu.

Program Prol Tape merupakan kegiatan apel siaga anggota Polres Jember untuk melayani masyarakat di pagi hari pada jam-jam sibuk berangkat kerja dan sekolah, serta jam-jam sibuk pulang kerja dan sekolah.

Kegiatan Prol Tape yakni pengaturan lalu lintas, penjagaan objek vital, perlindungan anak sekolah, pengawasan lapangan, penggalian aspirasi masyarakat, dan kampanye kamtibmas.

Program Pos Khidmat merupakan kegiatan memberikan ceramah kamtibmas selesai shalat Jumat di masjid-masjid secara bergantian, dengan menggandeng sejumlah ulama dalam rangka pembinaan masyarakat karena warga diajak untuk menjalankan perintah agama dan sekaligus menjaga kamtibmas.

Selanjutnya, Program Pos Wedang Cor yang merupakan kegiatan dalam rangka menjalin kedekatan, komunikasi, dan koordinasi polisi dengan masyarakat dalam bentuk cangkrukan dan silaturahmi yang dilaksanakan setiap pekan di desa, kecamatan, komunitas atau organisasi, warung kopi, dan tempat umum lainnya.

"Dalam kegiatan itu, Polres Jember menggali aspirasi masyarakat melalui diskusi dan konsultasi, sehingga polisi memperoleh masukan, saran, kritik, dan harapan terkait dengan kepolisian dan kamtibmas," kata mantan Kasatlantas Polresta Medan itu.

Ada pula Pos Sagita yang merupakan program yang dilaksanakan setiap saat sinergi dan kemitraan dengan masyarakat berupa sambang warga atau menyambangi warga di sejumlah lokasi, dengan harapan masyarakat yang ditemui dapat mengetahui kondisi kamtibmas dan berperan katif dalam menjaga kamtibmas yang kondusif, serta memberikan masukan kepada aparat kepolisian.

Program yang tidak kalah penting yakni Pos Papuma yakni Polisi Peduli Pemuda, Pelajar, dan Mahasiswa yang dikemas dalam kegiatan di antaranya memberdayakan pemuda dengan olahraga, membangun komitmen persatuan dan perdamaian pemuda melalui deklarasi antar-organisasi, melibatkan pemuda dalam kegiatan kepolisian, melibatkan pemuda dalam program pembangunan dan peduli korban bencana alam, dan mengedepankan fungsi pembinaan dan penyuluhan kepada pelajar, pemuda, dan mahasiswa.

Untuk menekan angka pengangguran, Polres Jember juga memiliki terobosan dengan program Pos Jagung yakni Polisi Peduli Pekerja dan Pengangguran dengan berbagai kegiatan di antaranya penciptaan kondisi aman kasus tenaga kerja, pelatihan usaha atau keterampilan bagi pengangguran, penempatan lowongan kerja bagi pengangguran, dan membangun silaturahmi dengan pekerja dan pengusaha.

Jember yang memiliki potensi pariwisata dan industri kreatif melalui Jember Fashion Carnaval juga tidak disia-siakan oleh Polres Jember dengan gebrakan Pos Perwira yakni Polisi Peduli Pariwisata dan Dunia Kreatif dengan berpartipasi aktif dalam berbagai even dan menjaga kamtibmas di sejumlah objek wisata yang biasanya rawan tindak kriminalitas dan gangguan kamtibmas, serta mengembangkan seni kreatif ala kepolisian.

Selanjutnya, Program Polisi Peduli Perempuan dan Anak (Pos Purna) yang bertujuan untuk melindungi, melayani, dan mengayomi perempuan dan anak-anak yang rentan menjadi korban kekerasan. 

Beberapa kegiatan yang bisa dilaksanakan program itu yakni kampanye perdagangan perempuan, penangan kasus terkait perempuan dan anak, kampanye antikekerasan terhadap perempuan-anak, dan penanggulangan bullying terhadap anak.   

Program terakhir adalah Jempol "Jember Police Online" yang mempermudah masyarakat mengadukan berbagai hal melalui dalam jaringan (daring) baik untuk melaporkan atau mengadukan tindak kejahatan dengan cepat dan mengakses informasi yang dimiliki Polres Jember.

"Berbagai program inovasi yang dilakukan Polres Jember sebagai upaya untuk mendekatkan polisi dengan masyarakat dan menegaskan bahwa tugas polisi adalah pelayan, pelindung, dan pengayom masyarakat dengan menegakkan hukum secara profesional dan proporsional melalui pendekatan humanis," paparnya.

Dengan berbagai gebrakan dan inovasi program Jember Suwar-Suwir tersebut, Kapolres Sabilul Alif mampu menyingkirkan ratusan perwira yang berkompetisi dalam ajang Kompolnas Award 2015.

Sedikitnya sembilan nama kapolres yang sudah diterima kompolnas dari tim seleksi Mabes Polri dan kesembilan nama kapolres itu ditetapkan sebagai nominator polisi terbaik se-Indonesia, setelah menyeleksi 450 kapolres di seluruh Indonesia.

Nominator polisi terbaik versi Kompolnas Award yakni Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombespol Wahyu Hadiningrat meraih nilai tertinggi sebesar 88,39, kemudian disusul oleh Kapolres Jember AKBP Sabilul Alif yang meraih nilai 86,87, Kapolres Way Kanan Harseno (86,64), Kapolres Malang Kota AKBP Singgamata (85,63), Kapolres Dumai AKBP Suwoyo (84,83).

Selanjutnya Kapolres Pangkep AKBP Hidayat B dengan nilai 84,83, Kapolres Tanah Karo AKBP Victor Togi Tambunan (77,93), Kapolres Pekalongan Kota AKBP Lutfie Sulistiawan (76,32), dan terakhir Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombespol Hendro Pandowo dengan nilai 72,60.

"Alhamdulillah saya bangga mendapat penghargaan Kompolnas Award berkat kerja sama yang baik antara kepolisian dan masyarakat, sehingga ke depan berbagai program inovasi akan ditingkatkan guna memberikan pelayanan dan kenyamanan masyarakat," paparnya.

Dengan adanya apresiasi Kompolnas Award itu, lanjut dia, diharapkan dapat meningkatkan pelayanan segenap anggota Polres Jember terhadap masyarakat karena Polri merupakan pelayan, pelindung, dan pengayom masyarakat.

"Prestasi ini bukan hanya untuk saya, namun milik segenap anggota Polres dan masyarakat Jember yang sudah berperan aktif dalam sembilan program Jember Suwar-Suwir itu," ujar perwira yang murah senyum itu.

Proses seleksi nominator Kompolnas Award telah dilakukan pada 15 Oktober 2015. Ada tiga penilaian yang dilakukan komisi dan tim dari Markas Besar Polri yakni terkait tata kelola, inovasi, dan kepemimpinan.

Penyerahan penghargaan Kompolnas Award kepada sembilan kandidat polisi terbaik se-Indonesia tersebut rencananya digelar di sela-sela acara rapat pimpinan TNI-Polri di PTIK dan Presiden Joko Widodo yang akan menyerahkan penghargaan itu secara langsung.

Sosok yang Visioner dan Inovatif

Berbagai program Jember Suwar-Suwir yang sudah dilaksanakan Polres Jember lebih dari satu tahun itu sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat hingga kasus kriminalitas di kabupaten setempat menurun.

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi saat berkunjung ke Jember juga memberikan apresiasi dan memberikan penghargaan setinggi-tingginya atas kinerja Polres Jember.

"Saya tidak sia-sia mengunjungi salah satu Polres terbaik yang telah mencetuskan langkah inovatif dalam mengejawantahkan tugas sebagai insan Tribrata," kata Yuddy saat berkunjung ke Polres Jember pada 13 Januari 2016.

Ia juga menekankan pentingnya kehadiran aparatur negara di tengah ruang aktivitas masyarakat yang padat secara berkesinambungan dan hal itu merupakan pengejawantahan dari salah satu program nawa cita, sehingga negara terus menerus hadir untuk rakyatnya.

"Saya melihat Polres Jember telah melakukan itu seperti program Pos Prol Tape perlu ditingkatkan kembali. Ketika polisi selalu ada di tengah-tengah kegiatan masyarakat, maka rasa aman dan nyaman akan dirasakan masyarakat dan tentunya angka krinimalitas akan bisa ditekan secara maksimal. Di sinilah akuntabilitas kinerja kepolisian akan dinilai semakin membaik," paparnya.

Program inovasi yang diluncurkan Kapolres Jember itu mendapat apresiasi dari Koordinator Pusat Tampung Aspirasi Masyarakat Indonesia (Pustari) Arum Sabil yang menilai sejumlah program itu membuat masyarakat aman dan nyaman tinggal di Kabupaten Jember.

"Saya sebagai warga Jember merasa bangga memiliki Kapolres yang visioner, inovatif dan kreatif dalam melakukan berbagai program Polri dengan mengedepankan tugasnya sebagai pelayan, pelindung, dan pengayom masyarakat," kata Arum di Jember.

Ia juga mengapresiasi kecerdikan Sabilul Alif yang memanfaatkan teknologi informasi melalui ruang media sosial facebook, WhatsApp, dan dalam jaringan (online) untuk membuka ruang informasi, komunikasi, dan pengaduan masyarakat.

"Kekuatan media sosial bisa ditangkap dengan baik oleh Kapolres Jember, sehingga ia membuka ruang untuk berkomunikasi dengan masyarakat melalui WhatsApp terkait persoalan apapun yang berkaitan dengan kamtibmas, sehingga seluruh persoalan bisa terpecahkan," ucap Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia itu.

Selain itu, kata dia, yang paling penting berbagai program inovasi dan visioner tersebut memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat, sehingga warga bisa beraktivitas tanpa rasa khawatir dan takut.

"Ketegasan Kapolres Jember dalam menindak tegas tindakan kriminalitas dan berbagai kasus hukum dengan mengedepankan pendekatan humanis juga patut diacungi jempol, sehigga suasana Jember tetap kondusif dan angka kriminalitas juga menurun," paparnya.

Arum menilai keberhasilan pelaksanaan Pilkada Jember yang damai dan aman pada Desember 2015 juga tidak terlepas dari peran Kapolres Sabilul Alif yang selalu melakukan deteksi dini terhadap berbagai persoalan pemicu konflik pilkada.

"Berbagai masukan yang diterima Kapolres melalui group WhatsApp selalu ditindaklanjuti dan deteksi dini konflik juga dilakukan, sehingga tidak ada keributan dalam pilkada hingga penetapan pasangan calon Bupati Jember terpilih," katanya.

Sementara Wakil Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jember HM Misbahus Salam mengatakan komunikasi yang dibangun Kapolres Jember dengan berbagai tokoh agama dan ulama di Jember juga cukup baik.

"Pak Sabilul selalu merespons dengan baik berbagai kegiatan keagamaan yang dilakukan sejumlah organisasi kemasyarakatan, bahkan tidak jarang selalu bersilaturahmi dengan para pemuka agama di Jember," tuturnya.

Sejauh ini, lanjut dia, para kiai dan ulama sangat mengapresiasi Program Pos Khidmat yang memberikan dampak luar biasa kepada masyarakat, sehingga tercipta suasana Jember yang, religius, damai dan kondusif.

Ia berharap Kapolres Jember terus melakukan berbagai upaya untuk menangkal gerakan radikalisme melalui sejumlah pertemuan dan penyuluhan dengan menggandeng organisasi kemasyarakatan, sehingga Kabupaten Jember bebas dari bibit-bibit terorisme.

"Kiprah Pak Sabilul di Jember dapat menjadikan citra polisi lebih baik dan Polri semakin dicintai masyarakat karena berbagai program yang diluncurkan bersentuhan dengan kebutuhan masyarakat," ucap Pengasuh Yayasan Raudhah Darus Salam Sukorejo, Kecamatan Bangsalsari.

Misbahus juga mengapresiasi tindakan tegas Kapolres Jember yang melarang Front Pembela Islam (FPI) dalam "sweeping" (razia) selama bulan Ramadhan tahun lalu, sehingga tidak ada satupun organisasi kemasyarakatan yang berani melakukan tindakan penertiban atau sweeping terhadap tempat hiburan.

"Memang perlu ada tindakan tegas dan berani dalam hal-hal tertentu, namun kadang juga perlu sikap yang humanis dalam menindak kasus kriminalitas, sehingga kebijakan seorang pemimpin di Polres akan memengaruhi kinerja anggota Polres Jember," kata mantan anggota legislatif itu.

Hal senada juga disampaikan Wakil Ketua DPRD Jember, Ayub Junaidi yang mengapresiasi kinerja Kapolres Jember bersama stafnya selama setahun terakhir yang berdampak positif pada turunnya tindakan kriminalitas dan tren kecelakaan lalu lintas juga menurun.

"Memang perlu gebrakan dan program yang inovatif dari orang nomor satu di Polres Jember untuk menjaga keamanan dan ketertiban, sehingga masyarakat Jember merasa aman dan nyaman," tuturnya.

Ia mengatakan pengungkapan peredaran uang palsu senilai Rp12 miliar juga menjadi salah satu prestasi yang membanggakan dari mantan Kapolres Bondowoso itu, sehingga uang palsu tersebut tidak sempat beredar di masyarakat Jember.

"Kesigapan Polres Jember dalam mengungkap kasus peredaran uang palsu dan beberapa kasus hukum lainnya sangat luar biasa, sehingga saya berharap program Polres Jember yang sudah ada terus dilaksanakan," ucap Ayub yang juga Ketua Gerakan Pemuda Ansor Jember.

Presiden Joko Widodo pernah menegaskan tantangan Polri ke depan semakin berat dan kompleks, yakni persoalan sosial akan semakin dinamis sebagai dampak globalisasi dan tindak kejahatan akan semakin beragam dengan memanfaatkan teknologi informasi pada dimensi yang semakin luas.

Polisi-polisi yang memiliki prestasi baik dengan berbagai program inovasi tersebut menumbuhkan harapan bagi masyarakat luas dan semoga "virus inovasi dan kebaikan" para perwira yang menerima Kompolnas Award itu menular kepada ribuan polisi, sehingga tugas polisi menjadi pelayan, pelindung, dan pengayom masyarakat dapat benar-benar terwujud.(*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016