Surabaya (Antara Jatim) - Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) mengirimkan satu kapal perang RI (KRI) yaitu KRI Usman Harun (USH) - 359 untuk mengikuti "International Fleet Review (IFR) 2016" di Visakhapatnam, India.

Acara pemberangkatan itu dipimpin Komandan Satuan Kapal Eskorta Koarmatim (Sarkorarmatim) Kolonel Laut (P)  Arsyad Abdullah mewakili Pangarmatim Laksda TNI Darwanto di Dermaga Koarmatim Ujung, Surabaya, Jumat.

Komandan Satkorarmatim menyampaikan pesan  kepada seluruh anggota yang terlibat "International Fleet Review 2016" dan akan bergabung dengan 50  Angkatan Laut di seluruh Dunia, agar selama melaksanakan kegiatan di India selalu berhati hati.

"Kerjakan tugas pokok dengan baik serta jaga nama baik Indonesia di mata internasional dan selalu utamakan keselamatan personel dan materiil," katanya.

Ia menyatakan Indonesia merupakan anggota G-20, Gerakan Nonblok dan PBB, sehingga India menganggap Indonesia sebagai anggota paling penting di ASEAN.

World Service Poll 2013 BBC mencatat 79 persen orang Indonesia memandang India memberikan pengaruh positif bagi dunia, hal ini adalah salah satu persepsi terbaik terhadap India di dunia.

"Tujuan kegiatan ini guna mempererat hubungan kerja sama antara TNI AL dengan negara-negara peserta IFR 2016 pada umumnya dan India pada khususnya," katanya.

Selain itu akan menjadi bahan masukan kepada pemimpin TNI AL  dalam menentukan kebijakan tentang keikutsertaan pada IFR di masa mendatang.

    
Antisipasi Lantamal V

Sementara itu, Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) V/Surabaya melakukan cek pasukan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman teror bom sebagaimana telah terjadi di kawasan Sarinah Jakarta (14/1).

"Kami mengambil langkah preventif dan antisipatif dalam berbagai cara terhadap segala perkembangan dan kondisi terkini di wilayah tanggung jawab kami," kata Danlatamal V/Surabaya, Brigadir Jenderal TNI (Marinir) Rudy Andi Hamzah.

Secara fisik, langkah-langkah itu berupa menguatkan pertahanan diri dan penjagaan objek-objek vital, meningkatkan kewaspadaan dengan meningkatkan intensitas komunikasi internal dan eksternal.

Di lingkungan TNI ada "jam komandan", yaitu waktu bagi komandan satuan berkoordinasi dan memberi instruksi kepada jajarannya. Di sinilah interaksi dan masukan diberikan kepada komandan dan sebaliknya.

"Tujuannya juga untuk deteksi dini segala sesuatu yang menonjol," katanya saat pemeriksaan kesiapan prajuritnya di lapangan Yos Sudarso, Mako Lantamal V Surabaya (22/1).

Dari banyak kasus teror, jaringan teroris itu ada di tengah masyarakat, karena itu pihaknya mengajak masyarakat agar tanggap dan cepat melapor jika ada yang menonjol di lingkungan mereka. "Keberadaan masyarakat sangat penting," katanya.

Berbagai kriminalitas dan pelanggaran, katanya, bisa saling berkait dan berimplikasi pada banyak hal. Misalnya jaringan teroris yang menggalang dana dari penjualan narkoba dan judi. "Hal-hal inilah yang juga kami tekankan," katanya.

Cara yang lain, meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat. "Kami bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur menggelar Operasi Bakti TNI AL berupa renovasi 1.600 rumah tidak layak huni menjadi rumah layak huni pada 2015. Sasaran utama adalah masyarakat pesisir yang juga harus diperkuat taraf hidupnya," katanya. (*)

Pewarta: Edy M Yakub

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016