Bangkalan (Antara Jatim) - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Syarifah Ambami Ratoh Ebu, Bangkalan, Jawa Timur, merawat 24 pasien penderita demam berdarah dengue (DBD) dalam tiga pekan terakhir.
"Dari 24 pasien ini, delapan penderita diantaranya sudah sembuh dan sudah dipulangkan ke rumahnya," kata Wakil Direktur Pelayanan RSUD Syariah Ambami Ratoh Ebuh Bangkalan Nunuk Kristiani di Bangkalan, Kamis.
Ia menjelaskan jumlah penderita DBD yang dirawat di RSUD Bangkalan itu memang tergolong banyak, tetapi dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun 2015, jumlahnya jauh lebih sedikit.
Selama Januari 2015, jumlah warga Bangkalan yang menderita DBD dan dirawat di RSUD Bangkalan mencapai 123 orang pasien.
"Jadi, jika dibanding tahun lalu dalam bulan yang sama (Januari), jumlah penderita DBD yang dirawat di RSUD Bangkalan saat ini jauh lebih sedikit," katanya.
Bahkan, kata Nunuk, pada Januari 2015, pemerintah melalui Dinas Kesehatan Bangkalan menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) untuk kasus demam berdarah dengue.
Sementara itu, jumlah penderita DBD sejak Januari hingga Maret pada 2015 mencapai 226 orang dengan pasien terbanyak anak dibawah umur.
Wakil Direktur Bidang Pelayanan RSUD Bangkalan Nunuk Kristini menjelaskan faktor yang menyebabkan banyaknya warga Bangkalan menderita DBD pada 2015 itu karena beberapa hal.
"Salah satunya, karena pola hidup sehat yang kurang terjaga," terang dia.
Selain itu, banyak warga yang tidak mengetahui gejala awal penderita DBD.
Hal ini terjadi, karena orang yang terserang DBD gejala awalnya sama dengan demam biasa, yakni panas.
"Mungkin dianggap menderita demam biasa, sehingga dibiarkan dan hanya diberi obat penurun panas," katanya.
Akibatnya, setelah lama tidak sembuh dan suhu panas tubuhnya semakin meningkat, baru dirujuk ke RSUD Bangkalan. "Padahal kondisinya sudah sangat parah," katanya.
Idealnya, kata Nunuk, pemeriksaan demam tidak menunggu waktu lama, sehingga apabila yang bersangkutan terserang DBD bisa segera diketahui dan secara otomatis bisa segera mendapatkan pengobatan.
Nunuk lebih lanjut juga menuturkan, pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan Bangkalan telah menyampaikan sosialisasi terkait gejala penderita demam berdarah dengue kepada masyarakat, termasuk pola antisipasi atau pencegahan dini yang harus dilakukan masyarakat. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
"Dari 24 pasien ini, delapan penderita diantaranya sudah sembuh dan sudah dipulangkan ke rumahnya," kata Wakil Direktur Pelayanan RSUD Syariah Ambami Ratoh Ebuh Bangkalan Nunuk Kristiani di Bangkalan, Kamis.
Ia menjelaskan jumlah penderita DBD yang dirawat di RSUD Bangkalan itu memang tergolong banyak, tetapi dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun 2015, jumlahnya jauh lebih sedikit.
Selama Januari 2015, jumlah warga Bangkalan yang menderita DBD dan dirawat di RSUD Bangkalan mencapai 123 orang pasien.
"Jadi, jika dibanding tahun lalu dalam bulan yang sama (Januari), jumlah penderita DBD yang dirawat di RSUD Bangkalan saat ini jauh lebih sedikit," katanya.
Bahkan, kata Nunuk, pada Januari 2015, pemerintah melalui Dinas Kesehatan Bangkalan menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) untuk kasus demam berdarah dengue.
Sementara itu, jumlah penderita DBD sejak Januari hingga Maret pada 2015 mencapai 226 orang dengan pasien terbanyak anak dibawah umur.
Wakil Direktur Bidang Pelayanan RSUD Bangkalan Nunuk Kristini menjelaskan faktor yang menyebabkan banyaknya warga Bangkalan menderita DBD pada 2015 itu karena beberapa hal.
"Salah satunya, karena pola hidup sehat yang kurang terjaga," terang dia.
Selain itu, banyak warga yang tidak mengetahui gejala awal penderita DBD.
Hal ini terjadi, karena orang yang terserang DBD gejala awalnya sama dengan demam biasa, yakni panas.
"Mungkin dianggap menderita demam biasa, sehingga dibiarkan dan hanya diberi obat penurun panas," katanya.
Akibatnya, setelah lama tidak sembuh dan suhu panas tubuhnya semakin meningkat, baru dirujuk ke RSUD Bangkalan. "Padahal kondisinya sudah sangat parah," katanya.
Idealnya, kata Nunuk, pemeriksaan demam tidak menunggu waktu lama, sehingga apabila yang bersangkutan terserang DBD bisa segera diketahui dan secara otomatis bisa segera mendapatkan pengobatan.
Nunuk lebih lanjut juga menuturkan, pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan Bangkalan telah menyampaikan sosialisasi terkait gejala penderita demam berdarah dengue kepada masyarakat, termasuk pola antisipasi atau pencegahan dini yang harus dilakukan masyarakat. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016