Surabaya (Antara Jatim) - Bayi kembar siam anak pasangan asal Ponorogo, Happy Rachmawati (26) dan Andi Jaya (27) meninggal dunia pascaoperasi karena faktor dempet dada dan perut, satu jantung dan kelainan bawaan.
     
"Kami sudah memprediksi sejak awal jika bayi dalam kandungan tidak akan bertahan lama. Ternyata memang benar, setelah dilakukan operasi dan lahir, keadaannya kritis kemudian menurun, meninggal," kata Ketua Pusat Pelayanan Kembar Siam Terpadu (PPKST) RSUD Dr Soetomo, dr Agus Harianto SpA(K) di Surabaya, Selasa.
     
Ia mengatakan bayi kembar siam yang diberi nama Husna Jaya dan Husni Jaya tersebut hanya bisa bertahan selama empat jam pascaoperasi yang dilakukan oleh tim dokter kembar siam dikarenakan ada kelainan bawaan sejak lahir.
     
"Meninggalnya kembar siam ini dikarenakan adanya kelainan bawaan sejak lahir yang sangat kompleks, di antaranya memiliki lambung satu, dempet dari atas hingga perut, bilik kanan satu, serta jantungnya tidak menyatu," paparnya.
     
Bayi kembar siam ke-73 yang ditangani tim dokter PPKST RSUD Dr Soetomo itu, Untuk pertama kalinya adanya penghentian atau terminasi kehamilan saat bayi kembar siam dalam kandungan.
     
"Tim dokter sudah mendeteksi adanya kembar siam sejak dalam kandungan hingga usia janin berusia 32 minggu, kemudian tim sepakat menghentikan kehamilan dan melahirkan bayi dengan bedah karena jika masa kehamilan tersebut diteruskan, maka akan membahayakan bagi ibu dan bayi," tuturnya.
     
Menurut dia, Prioritas tim dokter adalah untuk menyelamatkan ibu bayi karena dalam Undang-Undang (UU) Praktik Kedokteran, resiko menyelamatkan calon ibu diperbolehkan, meskipun itu akan mengakhiri kehamilannya.
     
"Kedua bayi dengan berat 2,5 kilogram tidak mungkin bertahan hidup jika mereka hidup diluar kandungan, walaupun ditunggu umurnya hingga cukup bulan, kemudian tim dokter dibagi dua, yakni operasi kelahiran dan operasi pemisahan bayi," ujarnya.
     
Di sisi lain, Ayah kembar siam, Andi Jaya (27) telah merelakan kepergian putri ketiga dan keempatnya karena sebelumnya sudah mengetahui jika putrinya kembar siam setelah pemeriksaan di RSUD Moewardi, Solo.
     
"Setelah hamil, periksa kehamilan di Ponorogo, kemudian istri dirujuk ke RS Moewardi, Solo karena dokter di Ponorogo kesulitan mencari jantung kedua bayi yang tampak kembar, namun dirujuk ke RSUD Soetomo, Surabaya," tandasnya. *

Pewarta: Laily Widya Arisandhi

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016