Surabaya (Antara Jatim) - Peneliti bidang Kimia Organik dari Fakultas Sains dan Teknologi (Saintek) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya menjelaskan bahwa penggunaan enzim membuat beberapa perusahaan bisa mengurangi penggunaan bahan-bahan kimia.

"Enzim-enzim yang tahan dengan suhu tinggi pasti diperlukan untuk industri-industri yang menggunakan proses dengan pemanasan. Apabila kita menggunakan enzim, kita bisa mengurangi penggunaan bahan-bahan kimia," kata peneliti sekaligus Guru Besar bidang Kimia Organik, Prof Dr Ni Nyoman Tri Puspaningsih, Dra, M.Si di Surabaya, Jumat.

Ia mencontohkan pabrik kertas yang menggunakan bahan-bahan kimia dari Bioproduk Excelzyme 1 yang telah diformulasi oleh Prof Nyoman dan kelompok studinya dalam proses daur ulang kertas bekas. 

"Pada proses daur ulang kertas, biasanya pabrik konvensional menggunakan bahan-bahan kimia untuk melakukan proses pemutihan (bleaching), bahan-bahan kimia inilah yang menyebabkan masalah bagi lingkungan," paparnya.

Dalam proses uji coba Excelzyme 1 di salah satu pabrik kertas di Surabaya, bioproduk buatan pihaknya menghasilkan kertas daur ulang dengan kualitas di atas standar yang ditetapkan.

Selama penelitian, Prof. Nyoman bersama kelompok studi Proteomik, Institute of Tropical Disease Unair, telah mengembangkan enzim sebagai bioproduk yang bersumber dari mikroorganisme Indonesia. 

Bioproduk enzim ini bernama Excelzyme. Nama ‘Excelzyme’ ini sendiri telah dipatenkan oleh Kementerian Hukum dan HAM pada tahun 2011.

"Pada uji kecerahan, sesuai dengan SNI 14-0091-1998, Excelzyme 1 menghasilkan tingkat kecerahan sampai 60,40 persen yang sesuai dengan International Organization for Standardization (ISO). Pada pengujian indeks tarik, kertas daur ulang yang menggunakan Excelzyme 1 menghasilkan indeks tarik sebesar 25,78 Nm/g," jelasnya.

Selain itu, tambahnya pada pengujian indeks sobek, kertas daur ulang yang menggunakan Excelzyme 1 menghasilkan indeks sobek sebesar 8,36 milinewton meterpersegi per gram (mN.m2/g), jauh di atas standar SNI yaitu 3,56 mN.m2/g.

"Penelitiannya yang bergerak di bidang agroindustri itu didasari oleh keinginan saya yang kuat untuk mengeksplorasi kekayaan alam di Indonesia. Mengeksplorasi kekayaan alam lokal melalui penelitian enzim dengan memanfaatkan limbah pertanian demi pengembangan bidang argoindustri," tuturnya.

Untuk menentukan ukuran standar tersebut, ia harus melakukan penelitian enzim sejak tahun 2001, dan masih berlanjut hingga sekarang karena ada berbagai jenis mikroorganisme atau biota-biota yang hidup di sekitar sumber air panas.

"Dengan menggunakan bioproduk Excelzyme 1, saya berharap bahwa produk ini mampu mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya dalam proses daur ulang kertas," tandasnya. (*)

Pewarta: Laily Widya Arisandhi

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016