Surabaya (Antara Jatim) - Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) melakukan re-akreditasi untuk program studi (prodi) S1 Keperawatan dan Profesi Ners dari C menjadi A.

"Reakreditasi akan dilakukan oleh asesor dari Lembaga Akreditasi Mandiri Perguruan Tinggi Kesehatan (LAM PT Kes) yakni Dr Meidiana Dwidiyanti, Dr Yatu afitanti, dan NS Cut Husna," kata Dekan Fakultas Keperawatan dan Kebidanan (FKK) Unusa, Yanis Kartini, di Surabaya, Rabu.

Pihaknya sudah mempersiapkan semua hal untuk memenuhi tujuh standar yakni visi misi, tata kelola/pamong, mahasiswa dan alumni, sumber daya manusia (SDM), kurikulum dan pembelajaran, sarana dan prasarana, serta penelitian, pengabdian masyarakat, dan kerja sama.

"Ketujuh standar itu penting dan saling mendukung satu dengan yang lain. Tahap awal, kami lakukan untuk S1 Keperawatan dan Profesi Ners. Karena masa berlaku akreditasinya sudah habis. Setelah ini menyusul yang lain," ujarnya.

Saat ini, S1 Keperawatan memiliki 498 mahasiswa dan 114 untuk Profesi Ners yang dilengkapi dengan 29 dosen yang sesuai dengan program studinya. Dosen-dosen sebagian besar sudah menempuh pendidikan S2 dan sebagian kecil masih proses menempuh pendidikan S2.

Secara terpisah, Rektor Unusa Prof Dr Ir Achmad Jazidie, M.Eng, mengakui akreditasi adalah prioritas utama Unusa pada 2016, bahkan pihaknya menargetkan semua prodi yang ada di Unusa adalah berakreditasi A atau minimal B.

"Itu karena akreditasi adalah bagian dari penjaminan mutu eksternal yang mutlak harus dilakukan setiap perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta. Akreditasi adalah 'customer satisfaction' sebagai salah satu cara untuk memberikan mutu terbaik bagi eksternal, karena itu harus dilakukan oleh lembaga independen yang dipercaya masyarakat," katanya.

Ia mengakui tujuh standar yang ditetapkan itu semua sudah lengkap dan semua dipersiapkan dengan cara kewajaran dan tanpa dibuat-buat, karena Unusa ingin menjadi kampus yang benar-benar mengutamakan kualitas yang bukan hanya baik di depan.

"Instrumen penyelenggara pendidikan itu adalah peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasana serta kurikulum. Kalau dijabarkan dari empat itu menjadi tujuh standar yang ditentukan untuk mendapatkan akreditasi itu," tukasnya.

Ke depan, prodi baru di Unusa juga akan dilakukan akreditasi sebelum masa berlaku habis, sehingga pada tahun ini, semua prodi sudah mengantongi akreditasi yang lebih baik dari C menjadi A atau minimal B.

Selain itu, Unusa juga sedang berikhtiar melakukan re-desain kurikulum menjadi kurikulum berbasis kompetensi sesuai dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).

Dalam kaitan itu, Unusa mengundang sejumlah ahli, seperti Ketua Tim KKNI yang juga dosen Kimia Institut Teknologi Bandung (ITB) Dr Megawati Santoso pada 25 November 2015 dan Koordinator Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kurikulum ITS Surabaya, Nurul Widiastuti, pada 29 Desember 2015.

"Dulu, kurikulum berbasis isi dari buku, lalu ditransfer ke mahasiswa tanpa memedulikan lulusannya memiliki kompetensi dari ilmu yang ditempuh atau tidak. Sekarang, tidak lagi begitu, kemampuan lulusan dari program studi yang ditempuh, itulah yang diutamakan, karena itu dosen menjadi ujung tombak dalam kurikulum berbasis kompetensi itu," kata Nurul. (*)

Pewarta: Edy M Yakub

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016