"Kampoeng" Kopi Banaran di Semarang, Jawa Tengah, layak menjadi salah satu destinasi wisata, karena memiliki keunikan tersendiri, dengan produk kopi Robusta, yang dihasilkan dari perkebunan setempat.

Di lokasi perkebunan kopi milik PTP Nusantara IX (Persero) itu, menyajikan wisata berkeliling kebun kopi dengan kendaraan jeep, kereta, sekaligus menyaksikan keindahan Gunung Merbabu, juga hamparan Rawa Pening, yang berada di bawahnya.

"Wisata Kampoeng Kopi Banaran ini lokasinya di Kecamatan Bawen. Kampoeng Banaran resmi dibuka untuk umum pada 2005," ucap Bagian Pemasaran Kampoeng Kopi Banaran, Semarang, Bono, dalam perbincangan di lokasi kebun setempat, 23 Desember 2915.

Meski belum lama menjadi objek wisata, sebagaimana dituturkan Bono, objek wisata "Kampoeng" Kopi, menjadi favorit wisatawan domestik (wisdom), tidak hanya lokal Semarang, tapi juga daerah lainnya di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

"Pada hari libur seperti sekarang ini pengunjungnya bisa berkisar 2.000-3.000 per harinya," ucapnya, menegaskan. 

Di objek wisata setempat, lanjut dia, pengunjung bisa menikmati keindahan kebun kopi dengan kendaraan jeep, juga kereta kelinci, sekaligus menyaksikan indahnya Gunung Merbabu, di kebun setempat yang ketinggiannya sekitar 635 meter dari permukaan air laut.

Selain itu, pengunjung juga bisa menikmati aneka menu makanan wisata "flying fox" dan produk kopi yang dijual di sejumlah depot, juga restoran, dengan harga Rp8.000 sampai Rp24.000 per gelas. "Yang harganya Rp24.000 per gelas itu kopi yang dicampur denga susu, juga cream," ucapnya, menegaskan.

Tidak hanya itu, pengunjung juga bisa menyaksikan Museum Kopi, dan pulang membeli produk kopi Robusta dengan harga Rp10.000/100 gram dan Rp20.000 dan Rp24.000/250 gram.

Khusus kopi seharga Rp24.000 itu, merupakan campuran kopi Robusta dan Arabika, dengan komposisi 40 persen dan 60 persen. "Aroma kopinya lebih menyengat," ucapnya, menegaskan.


Di Tepi Jalan Tol

Agro wisata "Kampoeng" Kopi Banaran, berada di tepi jalan tol, sekitar 35 kilometer dari Kota Semarang. 

Menurut Chlolif Choirudin, pemandu wisata rombongan wartawan dari Tuban dan Bojonegoro bahwa mencapai lokasi "Kampoeng" Kopi Banaran, paling cepat melalui tol Bawen. 

"Semarang, memiliki sejumlah objek wisata andalan salah satunya yaitu lokasi wisata "Kampoeng" Kopi," jelas dia.

Hanya saja, menurut dia, kunjungan wisdom di objek wisata di Semarang, masih kalah dibandingkan dengan objek wisata di Malang.

Selain "Kampoeng" Kopi, lanjut dia, Rawa Pening, juga layak dikunjungi, selain sejumlah objek wisata lainnya terkait dengan cenderamata khas Semarang.

"Di Rawa Pening ada kapal, juga rumah apung. Ya, mungkin promosi objek wisata di Semarang, yang kurang," ujarnya.  


Sebagaimana dijelaskan pemandu wisata jeep Mbah Jambul, tanaman kopi jenis Robusta di lokasi setempat yang berada di areal seluas 40 hektare, merupakan pohon kopi yang ditanam 1974 dan 1984.

"Tapi luas kebun kopi yang dikelola PTPN IX sekitar 400 hektare. Produksinya diekspor ke berbagai negara," ucapnya, menegaskan.

Dengan kendaraan jeep, pengunjung bisa berkeliling di lokasi perkebunan kopi yang kadang menanjak, juga turun, dengan jarak sekitar 2 kilometer.

Pengunjung, menurut dia, juga bisa menikmati sejuknya udara di lokasi kebun kopi yang suhunya bisa sekitar 19 derajat celcius.

"Untuk pengembangan objek wisata "Kampoeng" Kopi,  sekarang juga ditanami tanaman cokelat," ucapnya, seraya menunjukkan tanaman cokelat yang juga dilewati pengunjung yang berkeliling dengan kendaraan jeep.

Wartawan asal Tuban Pipit Wibawanto dan Koko Sujatmiko, mengaku memborong kopi kemasan Robusta produk setempat.

"Rasanya mantap. Saya beli bisa disimpan untuk diminum untuk acara khusus," ucap Jatmiko.  (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015