Surabaya (Antara Jatim) - Surabaya Consulting Group (SCG) menilai banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya tingkat partisipasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Surabaya 2015 yang hanya mencapai 53 persen.
    
"Tentunya ini jauh dari target yang diapatok KPU yakni tingkat partisipasi sebesar 70 persen," ujar Direktur SCG Didik Prasetiyono di Surabaya, Kamis.
    
Menurut dia, rendahnya kehadiran pemilih Pilkada Surabaya sebesar 53 persen berdasarkan perhitungan cepat yang dilakukan SCG, disebabkan berbagai hal, di antaranya apatisme politik, yakni ketidakpedulian terhadap proses pemilihan pemimpin dikarenakan tidak berhasilnya edukasi politik pada masyarakat bahwa pemilu itu penting.
    
Selain itu, lanjut dia, juga faktor lemahnya sosialisasi KPU, di mana baliho spanduk terlihat terpasang asal-asalan dan bila rusak tidak segera diganti.
    
"Panwaslu cenderung overacting dan membatasi gerak calon dan tim kampanye dalam hal sosialisasi," ujarnya.
    
Selain itu, lanjut dia, faktor tidak validnya DPT juga jadi penyebab, di mana pemilih ber-KTP Surabaya yang sudah bertahun-tahun tidak tinggal di Surabaya, masih tercatat di Daftar Pemilih Tetap (DPT).
    
"Pekerja migran dan pola hidup urban mendorong hal ini," katanya.
    
Satu lagi, tambah Didik, yakni dilema hari libur bagi kaum metropolis. Kesempatan libur pilkada, terang dia, digunakan untuk meluangkan  waktu guna istirahat atau santai bersama keluarga, sehingga mendorong tingginya ketidakhadiran di TPS.
    
Untuk itu, lanjut dia, SCG merekomendasikan agar sosialisasi mengombinasikan antara ide pembatasan agar kemampuan calon setara, dengan tetap mengakomodasi kreativitas grass root dalam membuat pilkada meriah yang ujungnya meningkatkan kehadiran pemilih.
    
"Edukasi atau pendidikan politik, harus dilakukan sejak usia dini, agar kesadaran bernegara terbangun," katanya.
    
Komisioner KPU Surabaya Nur Syamsi mengatakan tingkat partisipasi Pilkada Surabaya 2015 lebih rendah jika dibandingkan dengan Pilkada Surabaya 2010.
    
"Pada Pilkada 2010 partisipasi hanya 43,64 persen, sedangkan pilkada 2015 partisipasi yang didapatkan dari entry data C1 se besar 51,56 persen," katanya. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015