Bojonegoro, (Antara Jatim) - Perum Jasa Tirta (PJT) V di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur belum membuka semua (sembilan pintu) Bendung Gerak Bengawan Solo, karena debit air di daerah hulunya masih kurang, selain juga ada sejumlah sampah.

"Semua pintu Bendung Gerak belum bisa dibuka hari ini, sebab debit air di hulunya masih kurang," kata Juru Pintu Bendung Gerak PTJ V Bojonegoro Gigih NP, di Bojonegoro, Selasa.

Bahkan, lanjut dia, pintu Bendung Gerak, yang semula dibuka empat pintu dikurangi satu pintu, sehingga hanya tinggal tiga pintu yang dibuka, dengan bukaan masing-masing setinggi 50 centimeter.

"Tapi debit air di hulu Bendung Gerak stabil, dengan ketinggian air pada papan duga 10,10 meter, sejak dua hari lalu," jelasnya.

Selain itu, lanjut dia, air yang keluar ke daerah hilir Jawa Timur, juga cukup besar sekitar 51 meter kubik per detik.

"Kebutuhan air baku mulai pertanian, industri dan rumah tangga di hilir, Jawa Timur tidak ada masalah, bisa tercukupi," ucapnya, menegaskan.

Ditanya kapan semua pintu Bendung Gerak dibuka, ia mengaku belum tahu, karena masih menunggu adanya tambahan debit air dari daerah hulu, Jawa Tengah.

"Kalau tidak ada tambahan debit kami tidak berani membuka semua pintu," tandasnya.

Tidak hanya itu, lanjut dia, banyaknya sampah di Bendung Gerak berupa lima pohon bambu dan tumbuhan enceng gondok, juga bisa menganggu pembukaan sembilan pintu Bendung Gerak, untuk mengelontorkan air.

Saat ini, lanjut dia, lima pekerja berusaha membuang sejumlah pohon bambu, termasuk tumbuhan enceng gondok agar bisa mengalir ke hilirnya.

"Masih ada empat pohon bambu yang belum bisa dibuang ke hilir Bendung Gerak," imbuhnya.(*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015