Bojonegoro (Antara Jatim) - DPRD Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, akan mendukung pemkab dalam mengalokasikan anggaran APBD untuk pengembangan kawasan agropolitan di Kecamatan Kapas, yang memiliki potensi andalan kebun salak.
     
"DPRD mendukung anggaran di dalam APBD, yang dialokasikan pemkab untuk pengembangan kawasan agropolitan di Kecamatan Kapas," kata Ketua DPRD Bojonegoro Mitro'atin, di Bojonegoro, Jumat.
     
Ia menjelaskan Kecamatan Kapas, memiliki potensi andalan yaitu kebun salak yang lokasinya merata di 10 desa. 
     
Selain itu, lanjut dia, di Kecamatan Kapas, juga terdapat sejumlah produk andalan lainnya, antara lain, jamur tiram, sayur-sayuran, juga lainnya.
     
"Potensi salak yang membutuhkan penanganan awal, seperti kebutuhan air yang selama ini selalu kekurangan ketika kemarau," jelas dia.
     
Oleh karena itu, menurut dia, alokasi anggaran untuk pembenahan kawasan kebun salak di i Kecamatan Kapas, yang paling utama yakni pengadaan air.
     
Kasi Pembangunan Masyarakat Desa (PMD) kecamatan Kapas, Ike Widiya Ningrum, membenarkan faktor air menjadi kendala utama pengembangan kawasan agropolitan di Kecamatan Kapas.
     
"Sesuai perencanaan yang kami lakukan untuk menambah pasokan air di sentra kebun salak yaitu membuat sumur artesis di sejumlah lokasi," ucapnya.
     
Lebih lanjut ia menjelaskan arah pengembangan kawasan kebun salah sebagai pengembangan wisata salak petik sendiri. 
     
"Pengembangan lainnya dengan membut berbagai produk olahan dengan bahan salak, mulai dodol, wingko, juga yang lainnya," katanya, menegaskan.
     
Seorang pemilik kebun salak asal Desa Tanjungharjo, Kecamatan Kapas, Ny.Sulastri , mengaku memiliki sekitar 200 pohon salak, yang selalu kesulitan air ketika kemarau. 
     
Padahal, lanjut dia, kebutuhan air mutlak diperlukan untuk proses perkembangan salak terutama ketika kemarau.
     
Bahkan, ia juga menyebutkan di desa setempat ada ratusan warga yang memiliki kebun salak yang juga selalu kesulitan air.
     
"Dulu bisa memperoleh air dari sumber Ngunut, Kecamatan Dander. Tapi sudah beberapa tahun terkahir sumber air Ngunut, tidak menjakau kawasan kebun salak," jelas Ny. Munah, warga lainnya yang juga memiliki kebun salah.
     
Sesuai data, di Kecamatan Kapas, terdapat 105.070 pohon salak, di atas lahan pekarangan warga di Desa Wedi, Tanjungharjo, Kalianyar, Tapelan, Padangmentoyo, Bangilan, Sembung, Bendo, Klampok dan Kedaton. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015