Surabaya, (Antara Jatim) - Senior Expert Pergulaan Kementerian Perindustrian Thailand, Porntip Siripanuwat mengagumi integrasi dan kemajuan industri gula yang ada di Indonesia, setelah melihat Pabrik Gula (PG) Gempolkrep milik PT Perkebunan Nusantara X (PTPN X) di Mojokerto, Jawa Timur.

"Di sektor 'on farm' (budi daya) keberadaan pabrik gula di Indonesia juga cukup bagus apalagi bila sistem mekanisasi sudah penuh dilakukan oleh semua petani," ucap Porntip Siripanuwat, Jumat.

Oleh karena itu, dia berharap seluruh industri gula di Indonesia bisa mengacu ke PG Gempolkrep yang sudah terintegrasi dengan pabrik bioetanol dari limbah tebu, sehingga bisa efisien dan menciptakan nilai tambah. 

"Model yang ada di PG Gempolkrep juga menguntungkan petani, dan apabila industri sudah terintegrasi, pasti lebih punya nilai tambah. Ada baiknya model seperti itu diaplikasikan seluas mungkin di semua pabrik," ujar Porntip.

Sebelumnya, kedatangan Senior Expert Pergulaan Kementerian Perindustrian Thailand ke Indonesia adalah bertujuan untuk menjalin kesepahaman terkait pengecualian penurunan tarif impor gula dalam kerangka "ASEAN Free Trade Agreement" (AFTA), dan Indonesia masih mematok tarif impor gula dari negara ASEAN sebesar 5 persen.

Delegasi industri gula Thailand ditemui Kasubdit Regional dan Multilateral Direktorat Pemasaran Internasional Kementerian Pertanian, Okta Muchtar di Surabaya.

"Dalam pertemuan itu, pemerintah Indonesia dan Thailand sepakat melakukan komunikasi intensif agar tercipta kesepahaman mengapa RI tetap ingin mempertahankan tarif impor gula,” ucap Okta.

Okta menjelaskan Indonesia akan tetap berkomitmen memperjuangkan pengecualian penurunan tarif impor untuk gula, sebab gula merupakan komoditas strategis yang berkaitan dengan nasib ratusan ribu orang, mulai petani tebu, karyawan pabrik, hingga mata rantainya. 

"Jika tarif impor gula ikut dinolkan sebagaimana produk dan komoditas lain dalam AFTA, maka bisa dipastikan gula impor terutama dari Thailand akan semakin membanjiri pasar," tuturnya.

Okta menjelaskan, sebelumnya Indonesia dan Thailand telah melakukan tujuh kali pertemuan yang digelar bergantian di Indonesia dan Thailand, dan dari pertemuan itu diharapkan tumbuh saling pengertian di antara kedua negara terkait masalah tarif impor. 

"Kami juga sangat berkepentingan agar petani lokal terlindungi. Di sisi lain, Thailand membidik Indonesia sebagai pasar ekspor mereka," imbuhnya.(*)

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015