Tulungagung (Antara Jatim) - Produksi listrik yang dihasilkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Niama, Tulungagung, Jawa Timur mengalami penurunan drastis hingga kisaran 70 persen akibat kemarau panjang selama periode Juni-Oktober 2015.
    
"Saat ini produksi listrik yang bisa dihasilkan selama priode Oktober hanya sekitar 2,16 MWH dengan durasi operasional turbin sekitar 2-3 jam," terang Kepala PLTA Niama atau PLTA Tulungagung, Gatot Suprihadi di Tulungagung, Minggu.
    
Kecilnya listrik yang bisa diproduksi PLTA Niama tidak lepas dari debit air yang bisa digunakan untuk menggerakkan turbin pembangkitan listrik setempat.
    
Persoalannya, suplai air dari arah Waduk Wonorejo jauh berkurang semenjak terjadi kemarau panjang.
    
Selain itu, permintaan tambahan pasokan air dari para petani kepada pihak Subdivisi ASA II Perum Jasa Tirta I Waduk Wonorejo membuat jatah untuk PLTA Niama semakin berkurang.
    
"Karena berbagai kendala itu, kegiatan saat pagi, siang hingga sore hanyalah menampung air. Baru jika sudah terkumpul dilakukan operasional namun itupun paling hanya bertahan 2-3 jam," ujarnya.
    
Gatot secara acak memberi gambaran, tren penurunan produksi listrik di Bendungan Niama terlihat dari data energi yang dicatat petugas.
    
Pada akhir Januari 2014, misalnya, kemampuan produksi listrik yang dihasilkan PLTA Niama adalah sekitar 14,9 MWH.
    
Namun saat kemarau seperti sekarang, lanjut Gatot, kapasitas produksi listrik tinggal sekitar 2,158 MWH.
    
Mengacu data tabel petugas, tren penurunan terpantau sejak Juni sebesar 4,83 MWH, Juli sebesar 3,18 MWH dan Oktober yang hanya 2,158 MWH. (*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015