Bojonegoro (Antara Jatim) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menunda pergelaran tari thengul massal untuk memeriahkan hari jadi ke-338 kabupaten tahun ini  karena  masalah teknis penyelenggaraan.
    
"Pergelaran tari thengul yang direncanakan melibatkan ribuan penari, pada Desember di Bendung Gerak Bengawan Solo ditunda," kata Kepala Bidang Pengembangan dan Pelestarian Disbudpar Bojonegoro Suyanto, di Bojonegoro, Jumat.
    
Ia mengemukaan pertimbangan penundaan tari thengul massal yaitu masalah teknis waktu, karena prosesnya harus melatih penari secara bertahap, yang kemudian harus bisa melatih lagi kepada penari lainnya.
    
"Proses tari thengul massal membutuhkan waktu lama, sehingga baru bisa dilaksanakan 2016," ucapnya.
    
Menurut dia,  pelaksanaan tari thengul massal yang  akan digelar 2016 juga untuk memeriahkan HUT kabupaten, dengan mengambil lokasi juga di Bendung Gerak Bengawan Solo di Kecamatan Kalitidu.
    
"Waktunya sudah ditetapkan 6 Agustus 2016," ucapnya.
    
Lebih lanjut ia menjelaskan pergelaran tari thengul massal yang akan digelar tahun mendatang akan melibatkan 5.000 penari, yang sekaligus akan didaftarkan untuk masuk Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI). 
    
"Saat ini proses melatih penari sudah berjalan, bekerja sama dengan Persatuan Wanita Olahrga Seluruh Indonesia (Perwosi) Bojonegoro," jelasnya.
    
Mengenai durasi waktu, lanjut dia, masih dalam proses perhitungan, karena dengan banyaknya penari yang terlibat, bisa membutuhkan waktu lebih lama dari tari thengul yang sudah ada sebelumnya.
    
"Secara umum tari thengul yang sudah ada waktunya sekitar tujuh menit," ucapnya.
    
Yang jelas, katanya, pergelaran tari Thengul massal tersebut, sebagai upaya mempromosikan tari Thengul, yang merupakan tari khas daerahnya, yang mengadopsi tari-tarian yang ada di Wayang Thengul.      
    
Salah seorang koreografer tari thengul Disbudpar Bojonegoro Deny Ismawati, menambahkan sudah ada sekitar 20 penari dari perwosi yang memperoleh pelatihan.
    
"Penari yang sudah memperoleh pelatihan nantinya akan melatih penari lainnya dari perwosi di kecamatan sampai desa," ucapnya.  (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015