Pamekasan (Antara Jatim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Pamekasan, Jawa Timur, tetap mendistribusikan bantuan air bersih ke desa-desa yang dilanda kekeringan dan kekurangan air bersih, meski sebagian wilayah telah diguyur hujan.

"Distribusi tetap kami lakukan, karena kebutuhan air bersih masyarakat tetap. Sumber air warga kan belum pulih meski turun hujan," kata koordinator pendistribusian bantuan air bersih BPBD Pamekasan Budi Cahyono di Pamekasan, Sabtu.

Sebagian wilayah di Pamekasan yang telah diguyur hujan ialah di wilayah utara Pamekasan, seperti di Kecamatan Palengaan, Pakong, Waru, Pasean dan sebagian di wilayah Kecamatan Batumarmar.

Hujan dengan intensitas ringan hingga sedang mengguyur kawasan ini sejak Jumat (6/11) hingga Sabtu (7/11). Sedangkan di wilayah selatan Pamekasan, seperti di Kecamatan Tlanakan, Larangan dan Pademawu, belum turun hujan.

Budi menjelaskan, distribusi bantuan air bersih ke desa-desa yang dilanda kekeringan di Pamekasan akan terus dilakukan hingga sumber air warga kembali normal.

"Meski hujan turun, kan tidak berarti sumber mata air di sumur-sumur warga langsung kembali normal. Makanya distribusi bantuan tetap kita lakukan," katanya menjelaskan.

Sebanyak 299 dusun dilaporkan mengalami kekeringan dan kekurangan air bersih pada kemarau kali ini

Ke-229 dusun yang dilanda kekeringan dan kekuran air bersih itu, tersebar di 99 desa di 11 kecamatan dari total 13 kecamatan yang ada di wilayah itu.

Data kekeringan ini, sesuai data yang dilaporkan aparat desa melalui kecamatan dan disampaikan kepada BPBD Pemkab Pamekasan. Hanya dua kecamatan yang hingga kini belum masuk kategori daerah rawan kekeringan, yakni Kecamatan Kota dan Kecamatan Galis.

Dari sebanyak 299 dusun yang mengalami kekeringan itu, sebanyak 166 dusun mengalami kering kritis, dan sebanyak 133 dusun mengalami kering langka.

Yang dimaksud dengan kering kritis, apabila pemenuhan air di dusun itu hanya mencapai 10 liter lebih per orang per hari. Selain itu, jarak yang harus ditempuh masyarakat untuk mendapatkan air bersih hingga dalam radius 3 kilometer lebih.

Sedangkan yang dimaksud dengan kategori kering langka, apabila ketersediaan air untuk memenuhi kebutuhan warga dibawah 10 liter per orang, per hari. 

Disamping itu, jarak yang harus ditempuh warga untuk mendapatkan air antara 0,5 kilometer hingga maksimal 3 kilometer.

Berdasarkan cacatan Antara, jumlah desa yang mengalami kekeringan pada kemarau kali ini lebih sedikit dibandingkan dengan tahun 2014. Sebab pada kemarau tahun jumlah desa yang terdata mengalami kekeringan dan kekurangan air bersih terdata sebanyak 117 desa. 

Perinciannya, sebanyak 39 desa mengalami kekeringan kritis dan 79 desa mengalami kekeringan langka. (*)

Pewarta: Abd. Azis

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015