Jember (Antara Jatim) - Aliansi Gerakan Mahasiswa FISIP berdemonstrasi menolak pembatasan kegiatan mahasiswa Universitas Jember yang dilakukan di luar kampus dan unjuk rasa tersebut digelar di halaman Kantor Pusat kampus setempat, Rabu.

"Kami menyayangkan semua bentuk kegiatan mahasiswa semester 1 yang dilakukan di luar kampus dilarang tanpa alasan yang jelas," kata koordinator aksi Yongki Tanjaya di sela-sela orasi.

Padahal, lanjutnya, dalam surat Peraturan Rektor tersebut tidak ada yang menyatakan kegiatan mahasiswa selain pengenalan kehidupan kampus (PK2) dan pengenalan mahasiswa baru dilarang berada di luar kampus.

"Mahasiswa hanya ingin menggelar kegiatan bakti sosial di salah satu desa di Sumberjambe, kenapa hal itu tidak boleh dilakukan dan izin kegiatan mahasiswa itu ditolak," tuturnya.

Menurutnya, kegiatan tersebut tidak membahayakan dan merupakan bentuk kepedulian mahasiswa terhadap kehidupan masyarakat, namun pihak Rektorat dan Dekanat FISIP menolak kegiatan tersebut.

"Mahasiswa hanya ingin mengembangkan kreativitas mahasiswa dan mengasah kepekaan sosial di masyarakat, namun kenapa justru pihak kampus melarang kegiatan mahasiswa itu," paparnya.

Untuk itu, lanjut dia, Aliansi Gerakan Mahasiswa FISIP Unej menuntut agar pihak Rektorat mempermudah setiap kegiatan pengembangan mahasiswa dan mendesak pihak Rekorat dan Dekanat FISIP untuk memberikan izin kegiatan Himpunan Mahasiswa Administrasi Negara (Himaistra) dan Himpunan Mahasiswa Sosiologi (Himasos)

Unjuk rasa mahasiswa FISIP tersebut ditemui oleh Pembantu Rektor III M. Saleh yang mengatakan pihak Rektorat tidak akan memberikan izin kegiatan kepada mahasiswa semester 1 di luar kampus dengan alasan keselamatan mahasiswa.

"Tidak ada upaya pengebirian aktivitas mahasiswa. Unej hanya meminta agar kegiatan mahasiswa baru di luar kampus dilakukan saat semester dua karena selama ini tidak ada toleransi terhadap himpunan mahasiswa jurusan dan organisasi mahasiswa untuk menggelar kegiatan di luar kampus," paparnya.

Larangan tersebut, lanjutnya, beradasarkan edaran dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi yang menyebutkan tidak boleh ada kegiatan orientasi pengenalan untuk mahasiswa baru di luar kampus. 

"Hal itu karena adanya beberapa kali peristiwa meninggalnya mahasiswa saat kegiatan di luar kampus, namun kalau kegiatan bakti sosial di balai desa akan saya pertimbangkan. Silakan proposalnya sampaikan kepada saya," katanya.

Sebelumnya, dua mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya meninggal dunia ketika mengikuti Diklat Dasar (Diklatsar) Pecinta Alam di Malang pada Sabtu (17/10/2015) malam.

Dua mahasiswa yang meninggal yaitu Yudi Akbar Rizky, 18, mahasiswa semester I Jurusan Psikologi dan Lutfi Rahmawati, 19, mahasiswa semester III dari Fakultas Matematika dan Saintek. (*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015