Surabaya (Antara Jatim) - Pembangunan jalan layang Teluk Lamong rute pintu keluar Pelabuhan Teluk Lamong menuju tol Surabaya-Gresik sepanjang 4,4 kilometer hingga Kamis masih terkendala karena belum keluarnya perizinan analisis dampak lingkungan dari BLH Pemprov Jawa Timur.

"Semua proses perizinan sebenarnya sudah selesai, dan hanya tinggal analisis dampak lingkungan (amdal) yang dari Provinsi Jatim, serta juga belum keluarnya persetujuan untuk desain detail dari Pekerjaan Umum sehingga belum bisa dimulai," kata Kepala Humas PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Edi Priyanto di Surabaya, Kamis.

Edi mengaku untuk pelaksanaan pembangunan jalan layang, biasanya relatif sangat cepat selesai. Namun, yang memakan waktu lama terletak pada proses perizinannya, dan hingga kini juga belum rampung.

"Kalau soal pembangunannya, bisa dilakukan secara cepat, seperti halnya pembangunan tol laut di Pulau Bali yang juga bisa segera rampung. Namun, soal perizinan kita tidak bisa menargetkan kapan selesai karena bukan kewenangan kita," ucap Edi.

Setelah proses perizinan amdal keluar, kata dia, proses selanjutnya adalah masuk tahap lelang, kemudian tahap pengajuan desain detail secara keseluruhan jalan layang Teluk Lamong.

Terkait dengan total anggaran pembangunan proyek itu, Edi mengaku akan diumumkan saat proses memasuki tahap lelang, dan tidak bisa diumumkan sebelum lelang dimulai karena bisa memengaruhi nilai lelang yang akan ditawarkan.

Sementara itu, yang menjadi bagian Pelindo III untuk pembangunan jalan layang hanya sepanjang 2,5 kilometer dari total jalan sepanjang 4,4 kilometer. Sisanya adalah tugas dari sejumlah pengembang yang diatur oleh Pemkot Surabaya.

Sebelumnya, Pelindo III telah mengantongi izin analisis dampak lalu lintas (andalalin) dari Kementerian Perhubungan pada proses awal perencanaan pembangunan.

Edi berharap proses izin amdal bisa dipercepat agar tahap-tahap selanjutnya tidak molor dan bisa segera selesai pembangunan jalan layangnya untuk mengantisipasi kemacetan di wilayah itu.

Ia mengatakan bahwa keberadaan "flyover" dari Terminal Teluk Lamong nantinya akan tersambung dengan Jalan Lingkar Luar Barat (JLLB) serta tersambung dengan tol Surabaya-Gresik.

Jalan tersebut, kata dia, terdiri atas dua jalur, masing-masing jalur terdiri atas dua lajur yang digunakan untuk kendaraan roda empat atau lebih dengan lebar masing-masing 3,5 meter, dan satu jalur digunakan untuk sepeda motor dengan lebar 2 meter.

"Jalan yang akan dibangun Pelindo III panjangnya mencapai 2,4 km dengan lebar jalan mencapai 20 meter," katanya.(*)

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015