Surabaya (Antara Jatim) - Saat berkunjung ke Negara Matahari Terbit, Jepang, maka akan jarang ditemukan air mineral kemasan atau botol dijual bebas di sejumlah toko atau swalayan. Meskipun ada yang menjual, namun jumlahnya tidak banyak.
    
Hal ini dikarenakan kebutuhan air siap minum sudah disediakan hampir di semua tempat seperti rumah, hotel, perkantoran, pusat perbelanjaan, tempat belajar di sekolah maupun perkuliaan dan lainnya.
    
Tentunya hal ini membuat warga Jepang tidak merasa kesulitan mencari air minum untuk melepas dahaga saat bepergian ke luar rumah. Bahkan hampir semua keran air di tempat umum mayoritas sudah layak minum.
    
Hal ini yang membedahkan dengan kota-kota besar di Indonesia seperti Surabaya. Jika Surabaya sudah memiliki keran air siap minum (KASM) tapi itu hanya terbatas di sejumlah lokasi saja.
    
Untuk itulah, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus mematangkan kerja sama dengan Pemerintah Kota Kitakyushu, Jepang, khususnya dalam rangka mewujudkan penjernihan air PDAM Surabaya untuk diolah menjadi air siap minum. Setidaknya, rencana itu akan segera terealisasi dalam dua tahun mendatang.
    
Kesiapan itu terlihat saat rombongan wartawan yang ngepos di Pemkot Surabaya diberi kesempatan untuk meninjau langsung industri penjernihan air di Kitakyushu, 30 September lalu. Penjernihan itu dilakukan oleh perusahaan Isikawa Engineering Co LTD, Jepang.
    
Perusahaan inilah yang nantinya akan membantu Pemkot Surabaya dalam mengolah air PDAM menjadi air siap minum. Dalam kunjungan itu, rombongan diajak langsung melihat instalasi penjernihan air di Univesritas Kitakyushu.
    
Koordinator "Engineer" Proyek Penjernian Air Isikawa Engineering Co LTD, Kamite Kazuo, mengatakan untuk Surabaya teknologi yang akan diterapkan akan sama persis dengan yang ada di Kitakyushu yaitu dengan menggunakan teknologi ultra filter.
    
"Di Jepang kami sudah menggunakan teknologi ini selama sepuluh tahun. Sekarang sudah ada seribu instalasi penjernihan air di seluruh Jepang. Yang digunakan untuk bermacam-macam fasilitas. Mulai rumah sakit, sekolah, fasilitas umum, dan juga perumahan," kata Kamite.
    
Saat ini timnya sedang melakukan penelitian di Surabaya, khususnya untuk meneliti kualitas air, dan juga sistem pengolahan air di PDAM Surabaya.
    
Riset ini penting sebagaimana dijelaskan Kamite. Sebab, karakteristik pengambilan air di Surabaya dan di Jepang berbeda. Jika di Surabaya air PDAM diambil dari air sungai, maka di Jepang penjernihan air dilakukan langsung dengan memompa air tanah sedalam 100 meter di bawah permukaan tanah. Setelah itu, air ditampung dalam tangki penampungan.
    
"Setelah itu, air dalam tangki akan disalurkan dalam ultra filter yang terdiri dari beberapa lapis tabung untuk penyaringan, disinilah kunci dari penjernihan airnya,” terangnya.
    
Menurut dia, dalam ultra filter ini berisi beberapap bahan penyaring, mulai pasir, dan juga ratusan lapis benang penyaring. Fungsi dari filter ini selain bisa memurnikan air, juga bisa mematikan bakteri-bakteri yang ada di dalam air sehingga begitu keluar dari filter, air dari hasil pengolahan bisa langsung di minum.
    
Jika menilik ke kondisi di Surabaya saat ini, dikatakan Kamite, kondisinya adalah sumber air minum yang berasal dari sungai banyak mengalami pencemaran.
    
Selain itu, pipa yang dipakai PDAM pun sudah usang dan rusah sehingga air jadi tidak layak minum dan harus direbus lebih dulu. Dengan adanya kerja sama yang kini sedang dijalin pemkot Surabaya dengan pemkot Kitakyushu dan Isikawa adalah bagaimana memperbaiki mutu air PDAM agar layak minum, aman dan juga murah.
    
Untuk itu, tahun depan Isikawa Indonesia akan segera didirikan di Indonesia dan segera mewujudkan rencana pemkot Surabaya yang ingin membuat air PDAM Surabaya siap minum.
    
"Nanti kami juga akan bekerja sama dengan toko dan koperasi di Indonesia untuk penjualannya dalam bentuk galon. Ini dilakukan agar penjualan air siap minum bisa lebih murah. Setidaknya dua tahun lah rencanya akan siap terwujud," katanya.

14 KASM
     
     Kota Surabaya saat ini memiliki 14 keran air siap minum (KASM) yang dibangun Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surabaya untuk dinikmati warga Kota Pahlawan.
    
"Ini bukan sesuatu yang baru karena di beberapa kota di negara lain juga sudah menerapkan ini," kata Dirut PDAM Surya Ashari Mardiono saat meresmikan KASM di Kampus Universitas Airlangga (Unair) Surabaya beberapa waktu lalu.
    
Adapun 14 KASM berada di Taman Bungkul, Taman Mundu, Taman Ronggolawe, SDN Kandangan I, Puskesmas Wiyung, Rumah Sakit Bhakti Dharma Husada, Unair, ITS, dan kantor pusat PDAM Surabaya, SMAN 16 Surabaya, SMPN 30 Surabaya, Terminal Bratang, Kelurahan Jambangan, dan Kebun Binatang Surabaya (KBS).
    
Ashari mengatakan bahwa PDAM sebagai instansi pelayanan air bersih senantiasa berusaha memberikan pelayanan prima yang berorientasi kepada kepuasan pelanggan.
    
Hal sama juga dikatakan Manajer Sekretariat dan Humas PDAM Sayid M. Iqbal. Ia mengatakan dipasangnya KASM merupakan langkah awal yang dilakukan PDAM menuju drinking water from the tap. Hal itu tertulis dalam Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Sistem Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.
    
Menurut dia, tujuan dipasangnya KASM adalah memberikan layanan penyediaan air minum gratis yang dapat diminum langsung. Selain itu, dia berharap dapat meningkatkan kesadaran masyarakat agar peduli lingkungan dengan mengurangi penggunaan air minum dalam kemasan plastik dan menggalang peduli lingkungan dengan konsep "Eco Park", "Eeco School", "Eco Office", dan "Eco Campus".
    
Sementara itu, di ain hal, saat ini sumber air untuk memenuhi kebutuhan warga Kota Surabaya berasal dari Insatalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) Ngagel I, II, III dan IPAM Karang Pilang I, II, dan III.
    
Di sisi lain, PDAM berharap pelanggan bisa mengurangi konsumsi air karena pasokan air sangat terbatas. Saat ini, pasokan air PDAM didapat dari air permukaan yang disuplai Perum Jasa Tirta. Total pasokan mencapai 97 persen, sisanya sebesar tiga persen dari mata air Umbulan.  
    
"Di Umbulan, dari debit air sebanyak  4.000 meter kubik per detik, PDAM hanya mendapatkan jatah 120  meter kubik per detik," kata Ashari menambahkan.
    
Berdasarkan data PDAM Surya Sembada, konsumsi air warga Kota Surabaya dalam sehari diperkirakan mencapai 180 liter. Angka ini jauh diatas normal warga kota metro yang rata-rata volumenya sekitar 140 liter per hari.
    
Pasokan air BUMD tersebut didapat dari air permukaan yang disuplai oleh Perum Jasa Tirta, tepatnya sungai Kalimas. Dengan konsumsi 180 liter perhari tersebut, selama 2014 total konsumsi air warga kota Pahlawan sebanyak 214 juta meter kubik. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015