Surabaya (Antara Jatim) - Menristekdikti Muhammad Nasir mendukung Yayasan Taman Pendidikan dan Sosial Nahdlatul Ulama (YTPS-NU) "Khadijah" Surabaya untuk membangun perguruan tinggi (PT) berstandar internasional.
"Di sini, SD, SMP, dan SMA yang ada sudah berstandar Cambridge International Examination (CIE), karena itu saya dorong untuk membangun PT berstandar internasional," katanya rangkaian kunjungan ke YTPS-NU Khadijah di Wonokromo, Surabaya, Sabtu.
Didampingi Ketua Umum YPTS-NU Khadijah Surabaya, Khofifah Indarparawansa, yang juga Mensos itu, mantan Rektor Undip Semarang itu menjelaskan standar internasional itu penting karena dunia ke depan akan semakin terbuka.
"Kalau kita tidak menyiapkan sumber daya manusia yang berkelas dunia, maka kita akan semakin ketinggalan. Kalau selama ini, NU berbuat untuk Indonesia, maka ke depan harus berbuat untuk Indonesia dan dunia," katanya.
Ketika diwawancarai pers menjelang peninjauan ke Perguruan Internasional YTPS-NU di Wonorejo, Surabaya, ia mengaku siap memberikan izin rencana pendirian PT berstandar internasional itu, asalkan ada fasilitas (sarana) dan sumber daya (dosen).
"Saran saya, jangan membuka fakultas yang tidak dibutuhkan. Kalau berdiri di Surabaya, maka harus melihat potensi Surabaya itu apa, lalu dirikan fakultas yang sesuai kebutuhan itu," katanya.
Dalam kesempatan itu, Ketua Umum YPTS-NU Khadijah Surabaya, Khofifah Indarparawansa, menyatakan PT berstandar internasional itu disiapkan sejak tahun 2009 dan akhir tahun ini akan dimulai pembangunannya.
"Kita punya lahan seluas 14,5 hektare yang akan kita bangun PAUD, SD, SMP, SMA, universitas, asrama siswa dan guru, masjid, perpustakaan, masjid, hotel untuk tamu dan pertemuan, dan supermarket, bahkan masih ada 40 persen open space untuk danau di tengah-tengah," katanya.
Khofifah yang juga Mensos itu mengharapkan pembangunan akan selesai dalam lima tahun dengan dukungan dana dari IDB (Islamic Development Bank), namun pihaknya masih mencari "bank garantie".
"Kita juga akan menyiapkan sumber daya manusia selama lima tahun ke depan untuk mendukung lima fakultas yang kita rencanakan yakni STEEM atau sains, teknologi, engineering, ekonomi, dan mathematic," katanya.
Setelah penyambutan itu, kedua menteri itu langsung meninjau lokasi Perguruan Internasional YPTS-NU di Wonorejo, Surabaya itu, lalu Mensos melanjutkan acara untuk takziah almarhum KH Muchit Muzadi (mantan Musytasyar PBNU) di Jember. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
"Di sini, SD, SMP, dan SMA yang ada sudah berstandar Cambridge International Examination (CIE), karena itu saya dorong untuk membangun PT berstandar internasional," katanya rangkaian kunjungan ke YTPS-NU Khadijah di Wonokromo, Surabaya, Sabtu.
Didampingi Ketua Umum YPTS-NU Khadijah Surabaya, Khofifah Indarparawansa, yang juga Mensos itu, mantan Rektor Undip Semarang itu menjelaskan standar internasional itu penting karena dunia ke depan akan semakin terbuka.
"Kalau kita tidak menyiapkan sumber daya manusia yang berkelas dunia, maka kita akan semakin ketinggalan. Kalau selama ini, NU berbuat untuk Indonesia, maka ke depan harus berbuat untuk Indonesia dan dunia," katanya.
Ketika diwawancarai pers menjelang peninjauan ke Perguruan Internasional YTPS-NU di Wonorejo, Surabaya, ia mengaku siap memberikan izin rencana pendirian PT berstandar internasional itu, asalkan ada fasilitas (sarana) dan sumber daya (dosen).
"Saran saya, jangan membuka fakultas yang tidak dibutuhkan. Kalau berdiri di Surabaya, maka harus melihat potensi Surabaya itu apa, lalu dirikan fakultas yang sesuai kebutuhan itu," katanya.
Dalam kesempatan itu, Ketua Umum YPTS-NU Khadijah Surabaya, Khofifah Indarparawansa, menyatakan PT berstandar internasional itu disiapkan sejak tahun 2009 dan akhir tahun ini akan dimulai pembangunannya.
"Kita punya lahan seluas 14,5 hektare yang akan kita bangun PAUD, SD, SMP, SMA, universitas, asrama siswa dan guru, masjid, perpustakaan, masjid, hotel untuk tamu dan pertemuan, dan supermarket, bahkan masih ada 40 persen open space untuk danau di tengah-tengah," katanya.
Khofifah yang juga Mensos itu mengharapkan pembangunan akan selesai dalam lima tahun dengan dukungan dana dari IDB (Islamic Development Bank), namun pihaknya masih mencari "bank garantie".
"Kita juga akan menyiapkan sumber daya manusia selama lima tahun ke depan untuk mendukung lima fakultas yang kita rencanakan yakni STEEM atau sains, teknologi, engineering, ekonomi, dan mathematic," katanya.
Setelah penyambutan itu, kedua menteri itu langsung meninjau lokasi Perguruan Internasional YPTS-NU di Wonorejo, Surabaya itu, lalu Mensos melanjutkan acara untuk takziah almarhum KH Muchit Muzadi (mantan Musytasyar PBNU) di Jember. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015