Malang (Antara Jatim) - Pemerhati Lingkungan Hidup Prof Emil Salim meminta pada masyarakat untuk tidak pernah merusak dan memutus siklus alam yang sudah berjalan sesuai prosesnya, sebab saat ini sudah terlihat dampaknya, yakni adanya perubahan cuaca dan kondisi alam.

"Perubahan cuaca yang terjadi di beberapa daerah, termasuk Kota Batu merupakan dampak dari terputusnya siklus alam yang terjadi akibat perbuatan manusia. Betapa pentingnya menjaga siklus alam yang sudah berjalan secara alamiah ini," ujar Prof Emil Salim dalam Seminar Lingkungan Hidup dengan tema "Memanusiakan Manusia dengan Alam" di Museum Satwa Kota Batu, Jawa Timur, Jumat.

Menurut Emil, patokanya adalah dengan membiarkan hukum alam berjalan penuh seperti apa adanya dan alamiah. Jangan merusak siklus alam ini, air menguap, menguap jadi hujan, hujan yang turun meresap ke dalam tanah dengan pepohonan yang ada, menjadi sumber air, air kembali lagi seterusnya.

Kalau tanah sudah tidak ada, hujan turun tidak ada penyerapan, artinya siklus alam ini sudah terputus, bahkan mungkin sudah rusak akibat ulah manusia.

Selain meminta untuk tidak memutus siklus alam, Emil juga menyarankan perlunya komitmen tentang tata ruang kota untuk mendukung pelestarian lingkungan. "Rencana tata ruang, mana yang mutlak di pertahankan alamnya, ya wajib dipertahankan, termasuk kehijauan alamnya," kata Emil Salim yang juga mantan Menteri Lingkungan Hidup di era Presiden Soeharto tersebut.

Lebih lanjut, Emil mengatakan manusia dan alam berhubungan, sehingga jika manusia tidak bisa menjaga alam, dia tidak bisa menjadi manusia sempurna. Keseimbangan alam musti dijaga bersama, tanggung jawab semua orang, sebab lingkungan dan alam ini bisa membantu manusia, bahkan bisa membawa kesembuhan.

Karena begitu pentingnya keseimbangan alam, Emil menceritakan seorang kiai di Madura yang menyuruh santrinya tiap tahun menanam pohon. Selama lima tahun berikutnya, sumber mata air keluar dari daerah kering di kawasan otu, sehingga bisa mengaliri sungai dan areal pertanian.

"Saya dipesan, menanam pohon itu supaya shalatmu sempurna. Kenapa ke arah shalat, karena alam bukan sembarang makhluk, tapi anugerah yang memiliki maksud tertentu," ucapnya.

Kalau kondisi cuaca Kota Batu sebagai kota wisata semakin panas, pasti akan berpengaruh terhadap arus kunjungan wisatawannya, sebab yang 'dijual' Kota Batu, selain wahana wisatanya, juga cuaca (udara) yang sejuk dan segar. (*)

Pewarta: Edang Sukarelawati

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015