Surabaya (Antara Jatim) -Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengatakan masakan rawon akan menjadi
saingan untuk rendang dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), karena rawon
akan menjadi unggulan di tempat lainnya.


"MEA akan menjadi peluang bagus untuk kita, termasuk produk kultural
kita yang akan bisa menang di tempat lain, seperti masakan rawon yang
akan menjadi menu favorit seperti masakan rendang di tingkat
internasional, namun untuk rujak cingur saya kira masih belum," katanya
di sela Pameran Karya Cipta Siswa SMK/Mahasiswa dan Job Matching di
Surabaya, Kamis.


Setelah membuka pameran itu, Gubernur yang akrab disapa Pakde Karwo
itu mengatakan pihaknya menginginkan masyarakat memproduksi ekstrak
bumbu-bumbu masakan khas Indonesia, seperti rawon kualitas ekspor agar
bisa dipasarkan ke seluruh dunia dengan memanfaatkan momen MEA.


"Untuk mendukung itu semuanya saya katakan siklus dalam daya saing
industri harus didukung dengan tiga hal, yaitu sumber daya manusia,
pembiayaan, dan pasar, jika semua hal tersebut dibenahi maka
perekonomian kita semakin meningkat, terlihat dari sekarang 20,6 persen
pasar dalam negeri dari Jatim," tuturnya.


Menurut dia, lebih dari seperlima pasar dalam negeri dikuasai oleh
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan industri Jatim, jika ini
dibenahi dengan standar internasional melalui kerja sama dengan
pemerintah luar negeri, seperti Osaka, Jepang, German, Australia, dan
lainnya, maka produk Jatim akan semakin dikenal di pasar global.


Selain itu, ia menambahkan potensi perikanan dan kelautan di Jatim
sebelah utara hanya 35-40 persen, tetapi 80 persennya ikan diambil di
laut utara dengan rincian 60 persen ada di pantai selatan, padahal
memiliki potensi ikan yang banyak, namun terhalang oleh teknologi.


"Saya berharap sektor perdagangan, baik ekspor impor ke luar negeri
maupun perdagangan antarpulau menjadi satu kesatuan memiliki nilai
surplus, apabila tidak maka sama dengan kondisi defisit neraca berjalan
mengganggu rupiah," ucapnya.


Untuk memperkuat industri sebagai tulang punggung dari ekonomi,
maka industri harus memberikan nilai tambah primer, seperti hasil
pertanian diolah, yang kemudian olahan menjadi produk. (*)

Pewarta: Laily Widya Arisandhi

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015