Pacitan (Antara Jatim) - Hambatan pengembangan industrialisasi dan komersialisasi pariwisata di
Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, adalah masalah infrastruktur, kata
pejabat setempat.
"Ada dua tantangan dalam upaya optimalisasi pariwisata di Kabupaten Pacitan, khususnya menyangkut destinasi wisata pesisir, yaitu masalah infrastruktur jalan," kata Kepala Disbudparpora Kabupaten Pacitan, Wasi Prayitno dikonfirmasi Antara melalui telepon, Kamis.
Kendati akses JLS telah banyak membantu dalam membuka �zamrud� pariwisata di daerah yang dulunya dikenal sebagai kota terpencil di Jatim itu, namun akses menuju obyek-obyek wisata diakui Wasi masih belum memenuhi standar.
Ia mencontohkan obyek wisata Pantai Klayar yang telah mendunia itu, akses jalan masih terlalu kecil sehingga menyulitkan bagi kendaraan roda empat untuk berlalu-lalang dari dua arah sekaligus.
Akibatnya, kemacetan lalu lintas acapkali terjadi saat kunjungan wisatawan mengalami lonjakan atau memasuki masa "peak sesion".
Pemerintah daerah sendiri saat ini telah mengupayakan perbaikan infrastruktur dengan melebarkan jalan dari sebelumnya hanya selebar tiga meter menjadi enam meter. Namun proses itu membutuhkan waktu bertahap.
"Sementara ini fokus (perbaikan) hanya dikonsentrasikan ke Pantai Klayar karena keterbatasan anggaran. Kami berharap ke depan masalah yang sama di obyek-obyek wisata lain, khususnya di kawasan pesisir ini bisa diatasi sehingga akses wisata benar-benar memadai," ujar Wasi.
Selain itu, lanjut Wasi, "pekerjaan rumah" yang tak kalah penting harus dipersiapkan oleh pemerintah daerah adalah membangun kesiapan masyarakatnya dalam menuju desa wisata yang menjunjung sapta pesona, yakni indah, tertib, bersih, sehat, ramah dan aman.
Menurut dia, kesadaran dan dukungan masyarakat sebagai faktor lingkungan yang bersahabat bagi wisatawan domestik maupun mancanegara bisa menjadi daya tarik tersendiri sebagaimana di Pulau Bali yang memiliki keunikan alami dalam hal budaya serta nilai-nilai kearifan lokalnya.
Sebagaimana data yang dirilis Disbudparpora Kabupaten Pacitan, angka kunjungan wisatawan ke daerah tersebut mengalami peningkatan signifikan, berturut pada kurun tahun anggaran 2013, 2014, dan 2015 yang saat ini masih berjalan.
Peningkatan kunjungan wisatawan secara secara luar biasa terjadi pada kurun 2014, dimana "traffick" pelancong mencapai 1.089.961 orang.
Jumlah (wisatawan) ini sudah dua kali jumlah penduduk Pacitan," ungkap Kepala Disbudparpora Kabupaten Pacitan, Wasi Prayitno dikonfirmasi Antara melalui telepon.
Dibandingkan dengan volume kunjungan pada 2013 yang tercatat sebanyak 650 ribu orang, peningkatan itu jelas sangat menyolok. Kenaikan siginifikan diprediksi terjadi pada kurun 2015 yang saat ini masih berjalan.
Indikasi yang menjadi acuan dinas pariwisata daerah, lanjut Wasi, adalah data wisatawan per akhir Juli 2015 dimana volume kunjungan pelancong atau traveler tercatat telah menembus angka 750 ribu orang.
Dengan sisa waktu yang masih ada lima bulan, Wasi memperkirakan volume kunjungan tahun ini bisa tembus angka 1,5 juta orang atau bahkan lebih.
Peningkatan volume kunjungan wisatawan terukur pula dalam pemasukan dari hasil restribusi obyek wisata dan masuk dalam struktur pendapatan asli daerah (PAD), dimana pada 2013 besaran PAD dari sektor ini sebesar Rp1,3 miliar, 2014 sebesar Rp1,4 miliar dan 2015 melonjak menjadi Rp5 miliar terhitung hingga akhir Juli. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
"Ada dua tantangan dalam upaya optimalisasi pariwisata di Kabupaten Pacitan, khususnya menyangkut destinasi wisata pesisir, yaitu masalah infrastruktur jalan," kata Kepala Disbudparpora Kabupaten Pacitan, Wasi Prayitno dikonfirmasi Antara melalui telepon, Kamis.
Kendati akses JLS telah banyak membantu dalam membuka �zamrud� pariwisata di daerah yang dulunya dikenal sebagai kota terpencil di Jatim itu, namun akses menuju obyek-obyek wisata diakui Wasi masih belum memenuhi standar.
Ia mencontohkan obyek wisata Pantai Klayar yang telah mendunia itu, akses jalan masih terlalu kecil sehingga menyulitkan bagi kendaraan roda empat untuk berlalu-lalang dari dua arah sekaligus.
Akibatnya, kemacetan lalu lintas acapkali terjadi saat kunjungan wisatawan mengalami lonjakan atau memasuki masa "peak sesion".
Pemerintah daerah sendiri saat ini telah mengupayakan perbaikan infrastruktur dengan melebarkan jalan dari sebelumnya hanya selebar tiga meter menjadi enam meter. Namun proses itu membutuhkan waktu bertahap.
"Sementara ini fokus (perbaikan) hanya dikonsentrasikan ke Pantai Klayar karena keterbatasan anggaran. Kami berharap ke depan masalah yang sama di obyek-obyek wisata lain, khususnya di kawasan pesisir ini bisa diatasi sehingga akses wisata benar-benar memadai," ujar Wasi.
Selain itu, lanjut Wasi, "pekerjaan rumah" yang tak kalah penting harus dipersiapkan oleh pemerintah daerah adalah membangun kesiapan masyarakatnya dalam menuju desa wisata yang menjunjung sapta pesona, yakni indah, tertib, bersih, sehat, ramah dan aman.
Menurut dia, kesadaran dan dukungan masyarakat sebagai faktor lingkungan yang bersahabat bagi wisatawan domestik maupun mancanegara bisa menjadi daya tarik tersendiri sebagaimana di Pulau Bali yang memiliki keunikan alami dalam hal budaya serta nilai-nilai kearifan lokalnya.
Sebagaimana data yang dirilis Disbudparpora Kabupaten Pacitan, angka kunjungan wisatawan ke daerah tersebut mengalami peningkatan signifikan, berturut pada kurun tahun anggaran 2013, 2014, dan 2015 yang saat ini masih berjalan.
Peningkatan kunjungan wisatawan secara secara luar biasa terjadi pada kurun 2014, dimana "traffick" pelancong mencapai 1.089.961 orang.
Jumlah (wisatawan) ini sudah dua kali jumlah penduduk Pacitan," ungkap Kepala Disbudparpora Kabupaten Pacitan, Wasi Prayitno dikonfirmasi Antara melalui telepon.
Dibandingkan dengan volume kunjungan pada 2013 yang tercatat sebanyak 650 ribu orang, peningkatan itu jelas sangat menyolok. Kenaikan siginifikan diprediksi terjadi pada kurun 2015 yang saat ini masih berjalan.
Indikasi yang menjadi acuan dinas pariwisata daerah, lanjut Wasi, adalah data wisatawan per akhir Juli 2015 dimana volume kunjungan pelancong atau traveler tercatat telah menembus angka 750 ribu orang.
Dengan sisa waktu yang masih ada lima bulan, Wasi memperkirakan volume kunjungan tahun ini bisa tembus angka 1,5 juta orang atau bahkan lebih.
Peningkatan volume kunjungan wisatawan terukur pula dalam pemasukan dari hasil restribusi obyek wisata dan masuk dalam struktur pendapatan asli daerah (PAD), dimana pada 2013 besaran PAD dari sektor ini sebesar Rp1,3 miliar, 2014 sebesar Rp1,4 miliar dan 2015 melonjak menjadi Rp5 miliar terhitung hingga akhir Juli. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015