Banyuwangi (Antara Jatim) - Direktur Utama Pelindo III Djarwo Surjanto mengemukakan keyakinannya bahwa keberadaan pelabuhan marina di Pantai Boom akan meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar kawasan tersebut.
     
"Pengembangan infrastruktur wisata bahari yang terintegrasi akan mengoptimalkan potensi rute pelayaran di Indonesia. Tidak hanya profit bagi pengelola, namun juga memantik pengembangan kawasan dan kreativitas warga, sehingga memiliki nilai ekonomis untuk peningkatan perekonomian masyarakat sekitar," ujarnya di Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu.
     
Pada peluncuran pengembangan proyek pelabuhan marina itu ia mengemukakan pembangunan marina di Banyuwangi akan terintegrasi dengan Pelabuhan Benoa di Bali dan Labuhan Bajo di NTT. Pelindo III menginvestasikan dana Rp200 miliar untuk membangun marina tersebut.
     
Apalagi, kata Djarwo, Pemkab Banyuwangi sedang getol mempromosikan banyak destinasi wisata menarik, seperti fenomena api biru di Kawah Ijen, kite surfing di Pulau Tabuhan, menantangnya ombak Pantai Plengkung, kearifan budaya Osing, indahnya alam Alas Purwo, dan aneka destinasi lainnya.
     
Ia menjelaskan kawasan Boom Marina Banyuwangi akan dibangun di area seluas 44,2 hektare dengan konsep berbasis kearifan lokal dan ramah lingkungan. Kompleks marina modern yang dibangun akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas, seperti zona marina, zona residensial, dan zona rekreasi.
     
"Boom Marina Banyuwangi diharapkan menjadi bagian dari jaringan marina dunia sekaligus untuk mempromosikan wisata bahari Indonesia di dunia internasional," ujarnya.
     
Boom Marina Banyuwangi direncanakan dapat beroperasi para pertengahan tahun 2017 dan menjadi tuan rumah kegiatan "Fremantle to Indonesia Yacht Race" dan rally yang berlayar dari Australia serta berbagai agenda marina internasional lainnya.
     
"Pelindo III dan Kementerian Pariwisata bekerja bersama aktif melakukan promosi wisata Indonesia kepada operator kapal pesiar internasional seperti Seatrade Cruise Shipping Miami di Florida AS, Sales mission and Annual Cruise Down Under Conference di Australia, Cruise Shipping Asia di Singapura dan Seatrade All Asia Cruise Cenvention di RRC," tutur Djarwo.
     
Sementara Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan potensi wisata layar sangat besar dan bisa dioptimalkan untuk menggerakkan perekonomian lokal. Pada 2006, tercatat 75 "cruise calls" di seluruh wilayah Indonesia, lalu meningkat menjadi 403 cruise calls pada 2014.
     
"Pada 2019, pemerintah menargetkan 800 call dari kapal pesiar. Selama ini, kapal pesiar yang berlayar ke Indonesia banyak menuju ke daerah Indonesia bagian timur, seperti Bali dan Lombok," katanya.
     
Dengan marina di Pantai Boom, katanya, diharapkan bisa mendukung target pemerintah dalam memacu wisata, khususnya wisata bahari.
     
Anas optimistis keberadaan Marina Boom Banyuwangi jika sudah beroperasi ke depan bisa semakin menarik minat kapal pesiar dari luar negeri. "Salah satu kendala kapal pesiar adalah musim. Di Eropa ada musim dingin atau salju yang menyulitkan kapal pesiar. Nah, dengan iklim Indonesia yang tropis, kapal pesiar bisa berkunjung kapan pun," katanya. (*)

Pewarta: Masuki M. Astro

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015